Ayat 67-69: Nabi Ya’qub ‘alaihis salam berpesan kepada anak-anaknya, pentingnya orang tua memiliki sikap perhatian kepada anak-anaknya, serta memberitahukan kepada mereka cara agar selamat dari bahaya
وَقَالَ يَا بَنِيَّ لا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (٦٧) وَلَمَّا دَخَلُوا مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُمْ مَا كَانَ يُغْنِي عَنْهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِلا حَاجَةً فِي نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَاهَا وَإِنَّهُ لَذُو عِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٦٨) وَلَمَّا دَخَلُوا عَلَى يُوسُفَ آوَى إِلَيْهِ أَخَاهُ قَالَ إِنِّي أَنَا أَخُوكَ فَلا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٦٩)
Terjemah Surat Yusuf Ayat 67-69
67. Dan dia (Ya’kub) berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda[1]; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah[2]. Keputusan itu hanyalah bagi Allah[3]. Kepada-Nya aku bertawakkal dan kepada-Nya pula beratawakkallah orang-orang yang bertawakkal[4].”
68. Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka, (masuknya mereka itu) tidak dapat menolak sedikit pun keputusan Allah, (tetapi itu) hanya suatu keinginan pada diri Ya’kub yang telah ditetapkannya[5]. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[6].
69. Dan ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia menempatkan saudaranya (Bunyamin) di tempatnya, dia (Yusuf) berkata, “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, jangan engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka kerjakan[7].”
Ayat 70-76: Kelanjutan kisah Yusuf bersama saudara-saudaranya, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala meninggikan siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dengan ilmu
فَلَمَّا جَهَّزَهُمْ بِجَهَازِهِمْ جَعَلَ السِّقَايَةَ فِي رَحْلِ أَخِيهِ ثُمَّ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ أَيَّتُهَا الْعِيرُ إِنَّكُمْ لَسَارِقُونَ (٧٠) قَالُوا وَأَقْبَلُوا عَلَيْهِمْ مَاذَا تَفْقِدُونَ (٧١) قَالُوا نَفْقِدُ صُوَاعَ الْمَلِكِ وَلِمَنْ جَاءَ بِهِ حِمْلُ بَعِيرٍ وَأَنَا بِهِ زَعِيمٌ (٧٢) قَالُوا تَاللَّهِ لَقَدْ عَلِمْتُمْ مَا جِئْنَا لِنُفْسِدَ فِي الأرْضِ وَمَا كُنَّا سَارِقِينَ (٧٣) قَالُوا فَمَا جَزَاؤُهُ إِنْ كُنْتُمْ كَاذِبِينَ (٧٤) قَالُوا جَزَاؤُهُ مَنْ وُجِدَ فِي رَحْلِهِ فَهُوَ جَزَاؤُهُ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ (٧٥) فَبَدَأَ بِأَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَاءِ أَخِيهِ ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِعَاءِ أَخِيهِ كَذَلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِي دِينِ الْمَلِكِ إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ (٧٦
Terjemah Surat Yusuf Ayat 70-76
70. Maka ketika telah disiapkan bahan makanan untuk mereka, dia (Yusuf) memasukkan piala (tempat minum)[8] ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan[9], “Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu pasti pencuri.”
71. Mereka bertanya, sambil menghadap kepada mereka (yang menuduh)[10], “Kamu kehilangan apa?”
72. Mereka menjawab, “Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh (bahan makanan seberat) beban unta, dan aku jamin itu.”
73. Mereka (saudara-saudara Yusuf) menjawab, “Demi Allah, sungguh, kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk berbuat kerusakan di negeri ini dan kami bukanlah para pencuri[11].”
74. Mereka[12] berkata, “Tetapi apa hukumannya jika kamu dusta?”
75. Mereka menjawab, “Hukumannya ialah pada siapa ditemukan dalam karungnya (barang yang hilang itu), maka dia sendirilah (menerima) hukumannya.[13] Demikianlah kami memberi hukuman kepada orang-orang zalim[14].”
76. Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri[15], kemudian dia mengeluarkan (piala raja) itu dari karung saudaranya[16]. Demikianlah Kami mengatur rencana untuk Yusuf. Dia tidak dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya[17]. Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki[18]; dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui[19].
Ayat 77-80: Kembalinya saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam kepada bapak mereka, pentingnya mencari ridha kedua orang tua, dan berusaha menepati janji
قَالُوا إِنْ يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِهِ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ قَالَ أَنْتُمْ شَرٌّ مَكَانًا وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَصِفُونَ (٧٧) قَالُوا يَا أَيُّهَا الْعَزِيزُ إِنَّ لَهُ أَبًا شَيْخًا كَبِيرًا فَخُذْ أَحَدَنَا مَكَانَهُ إِنَّا نَرَاكَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (٧٨) قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ أَنْ نَأْخُذَ إِلا مَنْ وَجَدْنَا مَتَاعَنَا عِنْدَهُ إِنَّا إِذًا لَظَالِمُونَ (٧٩) فَلَمَّا اسْتَيْأَسُوا مِنْهُ خَلَصُوا نَجِيًّا قَالَ كَبِيرُهُمْ أَلَمْ تَعْلَمُوا أَنَّ أَبَاكُمْ قَدْ أَخَذَ عَلَيْكُمْ مَوْثِقًا مِنَ اللَّهِ وَمِنْ قَبْلُ مَا فَرَّطْتُمْ فِي يُوسُفَ فَلَنْ أَبْرَحَ الأرْضَ حَتَّى يَأْذَنَ لِي أَبِي أَوْ يَحْكُمَ اللَّهُ لِي وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ (٨٠
Terjemah Surat Yusuf Ayat 77-80
77. Mereka berkata, “Jika dia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula mencuri[20].” Maka Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya), “Kedudukanmu justru lebih buruk[21]. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan.”
78. Mereka berkata, “Wahai Al Aziz! Dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia[22], karena itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat engkau termasuk orang-orang yang berbuat baik.”
79. Dia (Yusuf) berkata, “Aku memohon perlindungan kepada Allah dari menahan seorang, kecuali orang yang kami temukan harta kami padanya[23], jika kami (berbuat) demikian, berarti kami orang yang zalim[24].”
80. Maka ketika mereka berputus asa darinya (putusan) Yusuf[25] mereka menyendiri (sambil berunding) dengan berbisik-bisik. Yang tertua[26] di antara mereka berkata, “Tidakkah kamu ketahui bahwa ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan (nama) Allah[27] dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf? Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri ini (Mesir), sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku[28]. Dan Dia adalah hakim yang terbaik.”
[1] Agar tidak tertimpa penyakit peyakit ‘ain (mata jahat) dari orang-orang. Yang demikian adalah karena mereka adalah orang-orang yang berparas cakep, berpakaian bagus dan berpenampilan indah.
[2] Yang ditetapkan-Nya bagimu, akan tetapi aku hanya kasihan terhadap kamu.
[3] Apa yang diputuskan-Nya itulah yang terjadi.
[4] Karena dengan bertawakkal kepada Allah apa yang diinginkan akan terwujud dan apa yang dikhawatirkan akan hilang.
[5] Yaitu keinginan untuk menolak penyakit ‘ain karena rasa sayang kepada anak-anaknya.
[6] Akibat dari suatu perkara serta perkara-perkara halus.
[7] Berupa sikap hasad kepada kita. Yusuf kemudian menyuruhnya untuk merahasiakan hal itu dari mereka dan Yusuf mengadakan kesepakatan dengan Bunyamin bahwa ia akan mengatur siasat dengan menaruh sesuatu dalam karungnya.
[8] Piala itu terbuat dari emas dan dihiasi permata.
[9] Setelah kafilah itu meninggalkan majlis Yusuf, penyeru berteriak. Nampaknya penyeru ini tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya.
[10] Mereka menghadap dengan tujuan untuk menolak tuduhan, karena pencuri biasanya menjauh dan segera pergi.
[11] Kalimat ini lebih kuat dalam menafikan perbuatan mencuri.
[12] Yakni penyeru bersama kawan-kawannya.
[13] Menurut syari’at Nabi Ya’kub ‘alaihis salam bahwa barang siapa mencuri maka hukumannya dijadikan budak selama setahun. Nabi Yusuf ‘alaihis salam tidak mengikuti undang-undang raja terhadap pencuri, yaitu dengan dipukuli pencuri itu dan disuruh mengganti dua kali lipat barang yang dicuri, tetapi mengikuti syari’at Nabi Ya’kub. Oleh karena itu, Beliau menyerahkan hukumannya kepada mereka (saudara-saudaranya), di samping agar saudaranya (Bunyamin) tetap bersamanya.
[14] Kemudian mereka meminta Yusuf memeriksa kantong-kantong mereka.
[15] Agar tidak terlintas di benak mereka bahwa Beliau mengatur siasat.
[16] Allah tidak mengatakan “yang dicuri oleh saudaranya,” untuk menjaga keadaan yang sebenarnya.
[17] Yakni Yusuf tidak dapat menerapkan syari’at bapaknya kecuali dengan kehendak Allah dengan mengilhamkannya untuk bertanya kepada saudara-saudaranya.
[18] Dengan ilmu yang bermanfaat dan mengetahui cara agar tujuan tercapai.
[19] Hingga berakhir kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
[20] Yusuf pernah mencuri patung emas milik bapak dari ibunya, lalu Beliau memecahkannya agar kakeknya itu tidak menyembahnya (sebagaimana dijelaskan oleh Qatadah).
[21] Yakni karena mencuri saudara mereka (Yusuf) dari bapaknya dan menzaliminya.
[22] Di mana ia lebih dicintai daripada kami dan merasa terhibur dengannya karena anaknya yang binasa serta merasa sedih jika berpisah dengannya.
[23] Nabi Yusuf ‘alaihis salam tidak menggunakan kata-kata “yang mencuri harta kami” agar tidak terjatuh ke dalam dusta.
[24] Karena menimpakan hukuman bukan pada tempatnya.
[25] Yakni putusan Yusuf yang menolak permintaan mereka untuk menukar Bunyamin dengan saudaranya yang lain.
[26] Yakni yang tertua umurnya atau yang paling matang idenya. Yang tertua umurnya adalah Ruubil, sedangkan yang paling matang idenya adalah Yahudza.
[27] Untuk menjaga saudaramu, dan kamu akan membawanya kembali kecuali jika kamu dikepung. Dan sebelum itu, kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Terus terang aku tidak sanggup menghadap ayahmu, demikian maksudnya.
[28] Dengan melepaskan saudaraku atau pulang sendiri.