Ayat 56-63: Hijrah dari negeri kufur ke negeri iman ketika tidak dapat menjalankan ibadah dan ketaatan, kematian telah ditetapkan untuk makhluk yang hidup, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menanggung rezeki makhluk-makhluk-Nya.
يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإِيَّايَ فَاعْبُدُونِ (٥٦)كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (٥٧) وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (٥٨) الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٥٩) وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٦٠) وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ (٦١) اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (٦٢) وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْقِلُونَ (٦٣
Terjemah Surat Al Ankabut Ayat 56-63
56. [1]Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Sungguh, bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku (saja)[2].
57. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.
58. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan,
59. (yaitu) orang-orang yang bersabar[3] dan bertawakkal kepada Tuhannya[4].
60. Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri[5]. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu[6]. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui[7].
61. [8]Dan jika engkau bertanya kepada mereka[9], "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Pasti mereka akan menjawab, "Allah." Maka mengapa mereka bisa dipalingkan[10] (dari kebenaran).
62. Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba- hamba-Nya[11] dan Dia (pula) yang membatasi baginya[12]. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
63. Dan jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu dengan air itu dihidupkannya bumi yang sudah mati?" Pasti mereka akan menjawab, "Allah[13]." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah,[14]” tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti[15].
Ayat 64-69: Dunia adalah tempat kesenangan yang sementara, sedangkan akhirat adalah tempat kesenangan dan kebahagiaan yang kekal, sikap kaum musyrik ketika musibah menimpa mereka, jaminan Allah terhadap keamanan tanah suci, dan keutamaan orang-orang yang berjihad dan bersungguh-sungguh.
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (٦٤) فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ (٦٥)لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ وَلِيَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (٦٦) أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَكْفُرُونَ (٦٧) وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ (٦٨)وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (٦٩)
Terjemah Surat Al Ankabut Ayat 64-69
64. [16]Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan[17]. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya[18], sekiranya mereka mengetahui[19].
65. Maka apabila mereka naik kapal[20], mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya[21], tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)[22],
66. biarlah[23] mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka[24] dan silahkan mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran). Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya)[25].
67. Tidakkah mereka memperhatikan[26], bahwa Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, padahal manusia sekitarnya saling merampok[27]. Mengapa (setelah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang batil[28] dan ingkar kepada nikmat Allah[29]?
68. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan kepada Allah atau orang yang mendustakan yang hak[30] ketika (yang hak) itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahanam ada tempat bagi orang-orang kafir[31]?
69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami[32], Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami[33]. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik[34].
[1] Ayat ini turun berkenaan dengan kaum muslimin yang lemah yang berada di Mekah, di mana mereka berada dalam kesulitan menampakkan syiar-syiar islam di sana.
[2] Oleh karena itu, jika kamu kesulitan beribadah kepada Tuhanmu di suatu negeri, maka pindahlah ke negeri yang lain, karena bumi Allah itu luas.
[3] Yakni terhadap gangguan orang-orang musyrik serta berhijrah untuk menampakkan agama.
[4] Oleh karena itu, Allah memberi rezeki kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka. Tawakkal menghendaki untuk bersandar kepada Allah dan bersangka baik kepada-Nya, bahwa Dia akan mewujudkan amal yang mereka ‘azamkan dan menyempurnakannya.
[5] Karena lemahnya.
[6] Wahai orang-orang yang berhijrah! Meskipun kamu tidak membawa bekal setelah berusaha membawanya. Kamu semua adalah tanggungan Allah, rezekimu diurus-Nya sebagaimana Dia yang menciptakan kamu dan mengaturmu..
[7] Oleh karena itu, tidak ada satu pun yang samar bagi-Nya, dan tidak ada satu pun makhluk yang binasa karena tidak mendapatkan rezeki disebabkan samar oleh-Nya.
[8] Ayat ini menetapkan tauhid uluhiyyah dengan dalil tauhid rububiyyah, yakni oleh karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menciptakan dan mengatur alam semesta, maka Dia pula yang berhak diibadahi.
[9] Yakni orang-orang kafir.
[10] Yakni bagaimana mereka dipalingkan dari tauhid (beribadah hanya kepada-Nya) padahal mereka mengetahui bahwa Allah adalah Rabbul ‘alamin.
[11] Sebagai ujian.
[12] Sebagai ujian.
[13] Mereka akan mengakui kelemahan berhala dan patung yang mereka sembah selain-Nya. Oleh karena itu, mengapa mereka sampai menyekutukan Allah dengan sesuatu? Kita tentu tidak akan menemukan orang yang paling lemah akalnya dan paling sedikit ketajaman hatinya daripada orang yang mendatangi batu, kuburan dan sebagainya untuk disembah, sedangkan dirinya mengetahui bahwa benda-benda itu tidak memberikan manfaat dan tidak dapat menolak bahaya, tidak dapat menciptakan dan tidak dapat memberikan rezeki. Anehnya, mereka malah memberikan keikhlasan dan pengabdian kepadanya serta menyekutukannya dengan Allah Yang Maha Pencipta lagi Yang memberi rezeki, Yang memberi manfaat dan menimpakan bahaya.
[14] Karena telah tegak hujjah bagimu, atau karena Dia telah menerangkan petunjuk daripada kesesatan serta menerangkan kebatilan yang dipegang oleh kaum musyrik selama ini. Demikian pula segala puji bagi-Nya, karena Dia telah menciptakan alam semesta, mengatur dan memberikan rezeki kepada mereka, melapangkan dan menyempitkan siapa yang Dia kehendaki karena kebijaksanaan-Nya, dan karena Dia mengetahui hal yang pantas bagi hamba-hamba-Nya.
[15] Pertentangan mereka dalam hal pengakuan dan prakteknya.
[16] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang keadaan dunia dan akhirat, yang maksudnya adalah untuk membuat kita zuhud terhadap dunia dan membuat kita rindu kepada akhirat.
[17] Adapun ibadah, maka termasuk perkara akhirat yang jelas buahnya. Dunia dikatakan permainan dan senda gurau, karena apa yang Allah jadikan di sana berupa perhiasan, kenikmatan, dan kesenangannya dapat memikat hati-hati yang lalai, menyejukkan pandangan-pandangan yang lengah, menggembirakan jiwa-jiwa yang suka terhadap kesia-siaan, padahal kemudian akan hilang segera, dan tidak ada yang diperoleh pencintanya selain penyesalan, kekecewaan, dan kerugian.
[18] Yakni kehidupan yang sempurna. Penghuninya hidup selamanya, senang selamanya, sehat selamanya dan muda selamanya. Ya Allah, masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah, masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah, masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Allahumma aamin, aamiin, aamiin.
[19] Sekiranya mereka mengetahui, tentu mereka tidak akan mengutamakan dunia di atas akhirat.
[20] Lalu kapal itu diterjang oleh ombak yang besar dan mereka takut tenggelam.
[21] Maksudnya, mereka meninggalkan sesembahan mereka selain Allah dan hanya berdoa kepada-Nya, karena mereka tahu tidak ada yang mampu menyelamatkan mereka selain Dia.
[22] Mereka balas nikmat itu dengan keburukan. Mengapa mereka tidak berdoa dan beribadah pula kepada-Nya saja dalam kondisi tenang dan aman agar mereka menjadi orang-orang mukmin, berhak memperoleh pahala dan terhindar dari hukuman-Nya.
[23] Ini merupakan ancaman.
[24] Termasuk di antaranya nikmat dihindarkan dari bahaya.
[25] Yaitu ketika mereka meninggalkan dunia menuju akhirat.
[26] Nikmat-Nya pula kepada mereka.
[27] Mengapa mereka tidak menyembah kepada Tuhan yang memberikan makan kepada mereka di saat lapar dan mengamankan mereka di saat takut.
[28] Yaitu perbuatan syirk mereka, demikian pula ucapan dan perbuatan mereka yang batil.
[29] Di manakah mereka taruh akal mereka? Sampai-sampai, mereka rela mengutamakan kesesatan di atas petunjuk, kebatilan di atas yang hak, dan kesengsaraan di atas kebahagiaan.
[30] Maksudnya, mendustakan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam atau Al Qur’an.
[31] Di hadapan orang yang zalim lagi keras kepala ini ada neraka Jahanam, di mana dari mereka diambil hak itu dan mereka dihinakan di sana, tempat tinggal mereka kekal dan mereka tidak akan dikeluarkan daripadanya.
[32] Mereka adalah orang-orang yang berhijrah di jalan Allah dan berjihad melawan musuh mereka. Mereka mengerahkan kemampuannya untuk mencari keridhaan-Nya.
[33] Yakni yang menyampaikan mereka kepada Kami, karena mereka adalah orang-orang yang berbuat ihsan.
[34] Dengan memberikan bantuan, pertolongan dan hidayah. Ayat ini menunjukkan, bahwa orang yang layak mendapatkan kebenaran adalah orang yang sungguh-sungguh, dan bahwa orang yang berbuat ihsan dalam melaksanakan perintah Allah, maka Dia akan membantunya serta memudahkan sebab-sebab hidayah. Ayat ini juga menunjukkan, bahwa orang yang bersungguh-sungguh mencari ilmu syar’i, maka dia akan mendapatkan hidayah dan pertolongan dari Allah. Di samping itu, mencari ilmu merupakan salah satu di antara dua jihad, di mana tidak ada yang melakukannya kecuali manusia-manusia pilihan, yang pertama yaitu jihad dengan ucapan dan lisan kepada kaum kafir dan munafik, jihad untuk berusaha mengajarkan agama dan membantah orang-orang yang menyelisihi yang hak, sedangkan yang kedua adalah jihad fisik (perang). Selesai tafsir surah Al ‘Ankabut dengan memuji Allah dan dengan pertolongan-Nya.