Ayat 67-75: Keberuntungan bagi orang-orang yang bertobat, hanya Allah sendiri yang berhak menentukan segala sesuatu, dan penampakkan butuhnya manusia kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
فَأَمَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسَى أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ (٦٧) وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (٦٨) وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (٦٩) وَهُوَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الأولَى وَالآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٧٠) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ أَفَلا تَسْمَعُونَ (٧١) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلا تُبْصِرُونَ (٧٢) وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٧٣) وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ (٧٤) وَنَزَعْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا فَقُلْنَا هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ فَعَلِمُوا أَنَّ الْحَقَّ لِلَّهِ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (٧٥
Terjemah Surat Al Qashash Ayat 67-75
67. [1]Adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan kebajikan, maka mudah-mudahan dia termasuk orang yang beruntung[2].
68. Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) tidak ada pilihan[3]. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan[4].
69. Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan (dengan lisan mereka).
70. Dan Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, segala puji bagi-Nya[5] di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya segala penentuan[6] dan kepada-Nya kamu dikembalikan[7].
71. [8]Katakanlah (Muhammad), "Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan malam itu terus menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu[9]? Apakah kamu tidak mendengar[10]?"
72. Katakanlah (Muhammad), "Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu beristirahatmu? Apakah kamu tidak memperhatikan[11]?"
73. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
74. [12]Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka, dan berfirman, "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu sangka[13]?"
75. Dan Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi[14], lalu Kami katakan, "Kemukakanlah bukti kebenaranmu[15],” maka tahulah mereka bahwa yang hak (kebenaran) itu milik Allah[16] dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulu mereka ada-adakan[17].
[1] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan pertanyaan-Nya kepada makhluk tentang sesembahan mereka dan tentang rasul yang diutus kepada mereka, maka Allah menyebutkan jalan yang dengannya seorang hamba dapat selamat dari siksa Allah, yaitu dengan bertobat dari syirk dan maksiat, beriman kepada Allah lalu menyembah-Nya, beriman kepada para rasul-Nya lalu membenarkan mereka, beramal saleh sambil mengikuti rasul-Nya.
[2] Yakni orang-orang yang memperoleh janji Allah.
[3] Yakni jika Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus mengikuti dan menerima apa yang telah ditetapkan Allah.
[4] Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari memiliki sekutu, pembantu, anak, istri dsb. yang disekutukan dengannya oleh orang-orang musyrik.
[5] Karena sifat-sifat-Nya yang agung dan indah, karena pemberian-Nya kepada makhluk-Nya, dan karena perbuatannya berjalan di antara keadilan dan ihsan.
[6] Maksudnya, Allah sendirilah yang menentukan segala sesuatu dan ketentuan-ketentuan itu pasti berlaku dan Dia pula yang mempunyai kekuasaan yang mutlak. Allah Subhaanahu wa Ta'aala hakim di dua tempat; di dunia dan akhirat. Di dunia, dengan hukum qadari (taqdir) dan hukum syar’i-Nya, sedangkan di akhirat dengan hukum qadari dan jazaa’i (pembalasan).
[7] Dia akan membalas perbuatan masing-masingnya; baik atau buruk.
[8] Ayat ini menjelaskan nikmat Allah kepada hamba-hamba-Nya, di mana Dia mengajak mereka mensyukuri-Nya, melaksanakan ibadah kepada-Nya dan memenuhi hak-Nya. Dia menjadikan untuk mereka karena rahmat-Nya siang agar mereka mencari karunia Allah dan bertebaran mencari rezeki-Nya, dan Dia jadikan malam agar mereka dapat tenang dan beristirahat. Badan dan diri mereka dapat beristirahat dari kelelahan bekerja di siang hari, ini merupakan karunia Allah dan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Apakah ada yang mampu berbuat seperti itu?
[9] Untuk mencari penghidupan.
[10] Nasehat-nasehat Allah dan ayat-ayat-Nya yang menghasilkan pemahaman lalu kamu berhenti berbuat syirk.
[11] Yakni bagian-bagian yang perlu kamu ambil sebagai pelajaran sehingga bashirah(mata hati)mu bersinar dan kamu pun akhirnya mau menempuh jalan yang lurus, atau maksudnya, “Apakah kamu tidak memperhatikan kesalahan yang kamu lakukan, sehingga kamu berhenti dari berbuat syirk.”
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengatakan, “Apakah kamu tidak mendengar?" untuk malam hari, dan mengatakan, “Apakah kamu tidak memperhatikan?" untuk siang hari. Karena mendengar lebih kuat di malam hari daripada kuatnya penglihatan, sedangkan di siang hari penglihatan lebih kuat daripada kuatnya pendengaran. Dalam ayat ini terdapat peringatan agar seorang hamba memikirkan nikmat yang Allah berikan dan mengqiaskannya jika sekiranya tidak ada, karena ketika seseorang menimbang antara keadaan ketika adanya dengan keadaan ketika tidak adanya, maka dapat mengingatkan akal betapa besarnya nikmat itu.
[12] Pada hari Kiamat, Allah Subhaanahu wa Ta'aala ingin menampakkan sikap beraninya mereka kepada Allah, dustanya sangkaan mereka dan bahwa pada akhirnya mereka mendustakan diri mereka sendiri.
[13] Yakni yang dahulu kamu sangka bahwa mereka adalah sekutu-sekutu bagi Allah, mereka berhak disembah, dapat memberi manfaat dan menimpakan bahaya.
[14] Yang dimaksud saksi di sini ialah rasul yang telah diutus kepada mereka waktu di dunia. Ada pula yang menafsirkan, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala mendatangkan salah seorang dari mereka (yang mendustakan) seorang yang menjadi tokohnya yang siap membela kawan-kawannya, yang kemudian ditanya oleh Allah, "Kemukakanlah bukti kebenaranmu,” Yakni yang membenarkan perbuatan syirkmu. Apakah Kami memerintahkan demikian atau para rasul kami memerintahkan demikian? Apakah hal tersebut disebutkan dalam salah satu di antara kitab-kitab yang Kami turunkan?
[15] Terhadap perbuatan syirkmu.
[16] Maksudnya, pada waktu itu mereka yakin, bahwa apa yang telah diterangkan Allah dengan perantaraan Rasul-Nya itulah yang benar dan bahwa hanya Allah yang berhak disembah; tidak selain-Nya.
[17] Ketika di dunia, yaitu bahwa Allah memiliki sekutu, Mahasuci Allah dari apa yang mereka ada-adakan itu.