-->

Tafsir Hud Ayat 1-5

Tafsir Ayat Qur'an -

Surah Hud

Surah ke-11. 123 ayat. Makkiyyah.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-5: Menerangkan kemukjizatan Al Qur’an dalam shighat(bentuk)nya dan susunannya yang indah, perintah menyembah hanya kepada Allah, bukti-bukti keesaan dan kekuasaan-Nya, serta perintah beristighfar dan bertobat, dimana keduanya merupakan kunci kebahagiaan dan sebagai kunci rezeki yang luas

الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ (١)أَلا تَعْبُدُوا إِلا اللَّهَ إِنَّنِي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ (٢) وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ (٣) إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (٤) أَلا إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا مِنْهُ أَلا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (٥

1. Alif laam raa. (Inilah) kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci[1], (yang diturunkan) dari sisi (Allah) yang Mahabijaksana[2] lagi Mahateliti[3],

2. Agar kamu tidak menyembah selain Allah[4]. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan[5] dan pembawa berita gembira[6] dari-Nya untukmu,

3. Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu[7] serta bertobat kepada-Nya[8], niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik[9] kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan[10]. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya[11] kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling[12], maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat)[13].

4. Kepada Allah-lah kamu kembali. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu[14].

5.[15] Ingatlah, sesungguhnya mereka memalingkan[16] dada untuk menyembunyikan diri dari dia[17]. Ingatlah, ketika mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan[18], sungguh, Allah Maha Mengetahui (segala isi hati).


[1] Maksudnya diperinci atas beberapa macam, ada yang berbicara mengenai aqidah, ibadah, hukum, kisah, akhlak, ilmu pengetahuan, janji dan peringatan, nasehat, perumpamaan dan lain-lain.

[2] Dia meletakkan sesuatu pada tempatnya, menempatkan sesuatu pada posisinya, tidak memerintah dan melarang kecuali sesuai kebijaksanaan-Nya.

[3] Dia mengetahui yang nampak maupun yang tersembunyi. Oleh karena berasal dari sisi Allah yang Mahabijaksana lagi Maha Teliti, maka anda tidak perlu menanyakan tentang keagungan kitab itu serta kandungannya yang penuh hikmah dan rahmat.

[4] Yakni Allah menurunkan kitab itu untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya, yaitu menyembah hanya kepada Allah dan sebagai pedoman bagi mereka dalam meniti hidup di dunia yang fana ini.

[5] Dengan azab jika kamu kafir.

[6] Dengan pahala jika kamu beriman.

[7] Dari perbuatan syirk dan dosa-dosa lainnya.

[8] Dengan kembali menaati-Nya dan mengerjakan perbuatan yang dicintai-Nya.

[9] Yaitu penghidupan yang baik dan rezeki yang banyak.

[10] Yaitu kematian.

[11] Balasan-Nya.

[12] Yakni dari seruanku.

[13] Hari di mana Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengumpulkan makhluk yang dahulu maupun yang datang kemudian, lalu memberikan balasan terhadap amal mereka. Jika amalnya baik, maka akan diberi balasan yang baik, dan jika buruk, maka akan diberi balasan yang buruk.

[14] Termasuk di antaranya Dia mampu memberikan pahala dan menimpakan siksa. Kata-kata ini seakan-akan seperti dalil yang menunjukkan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala berkuasa menghidupkan orang yang telah mati sebagai bantahan terhadap orang-orang kafir yang mengingkarinya sebagaimana tersebut dalam ayat 7.

[15] Tentang sebab turunnya ayat ini disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Muhammad bin ‘Abbad bin Ja’far, bahwa ia mendengar Ibnu Abbas membacakan ayat, “Alaa innahum yatsnuuna shudurahum,” Ia (Muhammad bin ‘Abbad) berkata, “Aku bertanya kepadanya tentang ayat itu, ia menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang merasa malu ketika buang hajat jika kelihatan ke langit atau menjima’i istrinya lalu kelihatan ke langit, maka turunlah ayat berkenaan dengan mereka.” Dari jalan yang lain Imam Bukhari meriwayatkan dari Muhammad bin ‘Abbad bin Ja’far, bahwa Ibnu Abbas pernah membacakan ayat, “Alaa innahum yatsnuuna shudurahum,” aku pun bertanya, “Wahai Abul ‘Abbas, apa maksud mereka memalingkan (membungkukkan) dadanya?” Ia menjawab, “Yaitu seseorang menjima’i istrinya, lalu ia merasa malu atau buang hajat (dalam keadaan telanjang), lalu merasa malu (kemudian membungkukkan dadanya), maka turunlah ayat, “Alaa innahum yatsnuuna shudurahum,

Ada pula yang berpendapat, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang munafik, wallahu a’lam.

[16] Bisa juga diartikan “membungkukkan.”

[17] Jika turun berkenaan dengan orang-orang munafik, maka maksudnya bahwa mereka menyembunyikan perasaan permusuhan dan kemunafikan mereka terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga kata “dia” di sana kembalinya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Tetapi jika turun berkenaan orang-orang yang merasa malu ketika buang hajat atau menjima’i istrinya, maka kata “dia” di sana kembalinya kepada Allah, yakni mereka mencoba menyembunyikan diri dengan membungkukkan dadanya agar tidak dilihat-Nya, padahal Dia mengetahui segalanya termasuk apa yang disembunyikan dalam hati mereka. Ada pula yang menafsirkan, bahwa orang-orang yang mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena saking berpalingnya mereka dari dakwah Beliau sampai membungkukkan dadanya ketika melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar Beliau tidak melihat mereka dan tidak mendakwahi mereka.

[18] Sehingga perbuatan mereka, yakni berusaha bersembunyi tidaklah berguna.

Related Posts: Tafsir Hud Ayat 1-5

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive