-->

Tafsir Yasin Ayat 13-21

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 13-19: Kisah penduduk suatu negeri yang didatangi para utusan agar menjadi pelajaran bagi penduduk Mekah.

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (١٣) إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (١٤) قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلا تَكْذِبُونَ (١٥) قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ  (١٦) وَمَا عَلَيْنَا إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (١٧) قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (١٨) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ               (١٩)

Terjemah Surat Yasin Ayat 13-19

13. [1]Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri[2], ketika utusan-utusan[3] datang kepada mereka;

14. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga[4], maka ketiga utusan itu berkata, "Sungguh, Kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”

15. Mereka (penduduk negeri) menjawab[5], "Kamu ini hanyalah manusia seperti kami[6] dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun[7], kamu hanyalah pendusta belaka.”

16. Mereka berkata[8], "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah utusan-utusan-(Nya)[9].

17. Dan kewajiban Kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas[10].”

18. Mereka[11] menjawab, "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu[12]. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami rajam[13] kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”

 

19. Mereka (utusan-utusan) itu berkata, "Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri[14]. Apakah karena kamu diberi peringatan[15] (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas[16].”

Ayat 20-21: Kesabaran para utusan dan kaum mukmin terhadap gangguan yang menimpa mereka, pentingnya teguh di atas ‘aqidah serta memberikan nasihat bagi orang lain.

وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ     (٢٠) اتَّبِعُوا مَنْ لا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ       (٢١)

Terjemah Surat Yasin Ayat 20-21

20. Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas[17] dia berkata, "Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.

21. [18]Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu[19]; dan [20]mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.


[1] Yakni buatlah perumpamaan untuk mereka yang mendustakan risalahmu dan menolak dakwahmu agar mereka mengambil pelajaran dan sebagai nasihat bagi mereka jika mereka diberi taufik kepada kebaikan. Perumpamaan itu adalah penduduk suatu negeri, apa yang mereka lakukan berupa sikap mendustakan para utusan dan apa yang terjadi pada mereka berupa ditimpa azab dan hukuman. Ditentukannya negeri itu jika memang ada faedahnya, tentu Allah akan sebutkan, oleh kaena itu menentukan nama negerinya termasuk memberatkan diri dan berbicara tanpa ilmu. Sehingga, apabila seseorang memberanikan diri berbicara tentang masalah seperti ini, tentu kita akan dapati di sisinya kekacauan, prercampuran dan perselisihan yang tidak ada tenangnya, di mana dari sini dapat diketahui, bahwa jalan yang ditempuh dalam ilmu yang benar adalah diam di hadapan hakikat dan tidak mendatangi sesuatu yang tidak ada faedahnya. Dengan begitu, maka jiwa menjadi bersih, ilmu bertambah dari arah yang orang jahil (bodoh) mengira bahwa bertambahnya ilmu dengan menyebutkan pendapat-pendapat yang tidak ada dalilnya, tidak ada hujjahnya dan tidak ada faedah daripadanya selain membingungkan pikiran dan terbiasa dengan perkara yang masih diragukan.

[2] Menurut sebagian ahli tafsir, yaitu negeri Anthakiyah.

[3] Ada yang berpendapat, bahwa mereka adalah utusan-utusan Nabi Isa ‘alaihis salam dari kalangan hawariyyin (sahabat setia Nabi Isa ‘alaihis salam), ada pula yang berpendapat, bahwa mereka adalah para utusan Allah (para rasul). Utusan-utusan tersebut mengajak penduduk tersebut beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, dan melarang mereka dari perbuatan syirk dan maksiat.

[4] Ini menunjukkan perhatian besar dari Allah kepada mereka dan penegakkan hujjah dengan berturt-turutnya para utusan.

[5] Dengan jawaban yang sudah masyhur dijawab oleh orang-orang yang menolak dakwah para rasul.

[6] Yakni apa kelebihanmu di atas kami? Maka para rasul menjawab, “Kami memang manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberikan karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” (lihat surah Ibrahim: 11).

[7] Mereka mengingkari semua risalah, dan mendustakan para utusan yang menyeru mereka.

[8] Yakni tiga orang utusan itu.

[9] Yakni kalau seandainya kami dusta, tentu Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menghinakan kami dan segera menghukum kami.

[10] Maksudnya, inilah tugas kami, yaitu menerangkan dengan jelas perkara yang dibutuhkan penjelasannya. Adapun selain ini, seperti mendatangkan hal yang luar biasa sebagai bukti (mukjizat), demikian pula disegerakannya azab, maka bukanlah tugas kami. Jika kamu mendapatkan petunjuk, maka itulah keberuntunganmu dan taufik untukmu, namun jika kamu tersesat, maka kami tidak bisa berbuat apa-apa.

[11] Penduduk negeri itu.

[12] Mereka tidak melihat kedatangan para rasul itu kepada mereka selain membawa keburukan dan membuat mereka bernasib malang. Hal ini merupakan sesuatu yang paling ajaib, yaitu menjadikan orang yang datang membawa nikmat yang paling agung (hidayah) dan paling penting bagi mereka sebagai orang yang datang membawa keburukan. Selanjutnya mereka mengancam para utusan tersebut sebagaimana disebutkan dalam lanjutan ayatnya.

[13] Rajam adalah membunuh dengan cara menimpukinya dengan batu.

[14] Yakni karena kekafiranmu, perbuatan syirkmu dan karena maksiatmu, di mana perbuatan itu menghendaki datangnya sesuatu yang tidak diinginkan, siksa dan tercabutnya hal yang dicintai dan nikmat.

[15] Dengan sesuatu yang terdapat kebaikan bagimu dan keuntungan untukmu.

[16] Seruan tiga orang utusan itu tidak menambah mereka selain menambah mereka jauh dan menyombongkan diri.

[17] Orang ini telah mendengar seruan rasul dan telah beriman kepadanya, dia ingin menasihati kaumnya ketika mendengar kaumnya malah mendustakan utusan-utusan itu.

[18] Selanjutnya orang tersebut menguatkan persaksian dan ajakannya.

[19] Yakni mereka tidak meminta harta dan upah terhadap nasihat dan bimbingannya kepada kamu. Orang yang seperti ini jelas layak diikuti.

[20] Mungkin timbul pertanyaan, “Memang para utusan itu tidak meminta upah atas ajakannya, namun apakah ajakannya benar atau salah?” Maka dengan kata-kata, “Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” Semakin jelas keberhakan mereka untuk diikuti. Mereka mendapatkan petunjuk, karena mereka tidaklah mengajak kecuali kepada perbuatan yang dipandang oleh akal sehat sebagai kebaikan, dan tidak melarang kecuali dari perbuatan yang dipandang oleh akal yang sehat sebagai keburukan.

Related Posts: Tafsir Yasin Ayat 13-21

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive