-->

Tafsir Asy Syu’araa Ayat 23-39

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 23-39: Dialog antara Nabi Musa ‘alaihis salam dengan Fir’aun, penjelasan tentang kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang besar dan keesaan-Nya yang ditunjukkan oleh alam semesta yang diciptakan-Nya.

قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ (٢٣) قَالَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ (٢٤) قَالَ لِمَنْ حَوْلَهُ أَلا تَسْتَمِعُونَ      (٢٥) قَالَ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ (٢٦) قَالَ إِنَّ رَسُولَكُمُ الَّذِي أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ لَمَجْنُونٌ (٢٧) قَالَ رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (٢٨) قَالَ لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لأجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ (٢٩) قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُبِينٍ (٣٠) قَالَ فَأْتِ بِهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (٣١) فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ (٣٢)وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ (٣٣)قَالَ لِلْمَلإ حَوْلَهُ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ (٣٤) يُرِيدُ أَنْ يُخْرِجَكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ (٣٥) قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَابْعَثْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (٣٦) يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيمٍ (٣٧) فَجُمِعَ السَّحَرَةُ لِمِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ (٣٨) وَقِيلَ لِلنَّاسِ هَلْ أَنْتُمْ مُجْتَمِعُونَ  (٣٩)

Terjemah Surat Asy Syu’araa Ayat 23-39

23. Fir'aun bertanya, "Siapa Tuhan seluruh alam itu[1]?"

24. Dia (Musa) menjawab, "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu mempercayai-Nya.”

25. Dia (Fir'aun) berkata kepada orang-orang di sekelilingnya[2], "Apakah kamu tidak mendengar (apa yang dikatakannya)?"

26. Dia (Musa) berkata, "(Dia) Tuhanmu dan juga Tuhan nenek moyangmu terdahulu[3].”

27. Dia (Fir'aun) berkata[4], "Sungguh, Rasulmu yang diutus kepada kamu benar-benar orang gila[5].”

28. Dia (Musa) berkata, "(Dialah) Tuhan yang menguasai[6] timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu mengerti[7].”

29. [8]Dia (Fir'aun) berkata, "Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara[9].”

 

30. (Dia) Musa berkata, "Apakah (engkau akan melakukan itu) sekalipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (bukti) yang nyata[10]?"

31. Dia (Fir'aun) berkata, "Tunjukkan sesuatu (bukti) yang nyata itu, jika engkau termasuk orang yang benar.”

32. Maka dia (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya[11].

33. Dan dia mengeluarkan tangannya (dari dalam bajunya), tiba-tiba tangan itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya.

34. Dia (Fir'aun) berkata kepada para pemuka di sekelilingnya[12], “Sesungguhnya dia (Musa) ini pasti seorang pesihir yang pandai,

35. Dia hendak mengusir kamu dari negerimu dengan sihirnya; karena itu apakah yang kamu sarankan[13]?"

36. Mereka menjawab, "Tundalah untuk sementara dia dan saudaranya, dan utuslah[14] ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (para pesihir),

37. niscaya mereka akan mendatangkan semua pesihir yang pandai kepadamu[15].”

38. Lalu dikumpulkanlah para pesihir pada waktu yang ditetapkan pada hari yang telah ditentukan[16],

39. dan diumumkan kepada orang banyak, "Berkumpullah kamu semua,


[1] Yakni yang engkau mengaku sebagai Rasul-Nya. Ini merupakan pengingkaran Fir’aun kepada Nabi Musa ‘alaihis salam karena zalim dan sombong, padahal ia yakin terhadap kebenaran yang diserukan Nabi Musa ‘alaihis salam. Oleh karena tidak ada jalan bagi makhluk untuk mengetahui hakikat-Nya, dan mereka hanya bisa mengenal-Nya dengan sifat-sifat-Nya, maka Nabi Musa ‘alaihis salam menjawab dengan sebagian sifat-Nya.

[2] Membuat mereka heran.

[3] Yakni baik kamu heran atau tidak, sombong atau tunduk, Dia adalah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu.

[4] Menentang yang hak dan mengkritik orang yang membawanya.

[5] Yakni karena ucapannya menyalahi yang mereka pegang selama ini, yaitu bahwa mereka ada tanpa Pencipta, demikian pula langit dan bumi ada tanpa ada yang mewujudkannya. Nampaknya mereka tidak berpikir terlebih dahulu sehingga menyimpulkan bahwa langit dan bumi ada dengan sendirinya, demikian pula diri mereka. Tidak usah jauh-jauh untuk membuktikan adanya yang menciptakan langit dan bumi, demikian pula diri mereka; jika ada orang yang datang kepada kita memberitahukan bahwa dia melihat ada sebuah kapal jadi sendiri tanpa ada yang membuatnya, apakah dia menerima berita itu atau tidak? Tentu tidak, dia tidak akan menerimanya, bahkan jika orang yang memberitahukan hal itu bersikap keras dengan mengatakan bahwa kapal itu jadi dengan sendirinya, tentu dia akan mengatakan bahwa orang itu adalah orang gila. Jika hal kapal terwujud dengan sendirinya saja mereka tolak, lalu mengapa mereka menolak adanya Pencipta terhadap langit dan bumi serta diri mereka sendiri. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” (Terj. Ath Thuur: 25)

[6] dan menciptakan.

[7] Dalam kalimat, jika kamu mengerti.” Terdapat isyarat bahwa tuduhan gila terhadap Nabi Musa ‘alaihis salam adalah tuduhan yang keji, padahal sesungguhnya merekalah yang gila karena mengingkari keberadaan yang wajib ada, yaitu Pencipta langit dan bumi serta di antara keduanya.

[8] Ketika hujjah telah mengalahkan Fir’aun dan ia (Fir’aun) tidak sanggup menjawab lagi, maka ia menggunakan kekerasan dan mengancam Nabi Musa ‘alaihis salam.

[9] Disebutkan dalam tafsir Al Jalaalain, bahwa penjara Fir’aun sangat keras, yaitu berada di bawah tanah, di mana orang yang dipenjara tidak melihat dan mendengar apa-apa.

[10] Yakni, atas kerasulanku. Ayat atau bukti tersebut adalah mukjizat Beliau yang menunjukkan kebenaran yang Beliau bawa, di mana mukjizat tersebut di luar kebiasaan.

[11] Yakni, nampak jelas bagi setiap orang, tidak hanya bayangan atau penyerupaan.

[12] Menentang yang hak dan orang yang membawanya.

[13] Fir’aun mengelabui mereka karena dia tahu lemahnya akal mereka, ia menggambarkan kepada mereka bahwa yang ditunjukkan Musa ‘alaihis salam sama seperti yang dibawa para pesihir, karena sudah menjadi maklum oleh mereka bahwa yang membawakan hal-hal yang aneh adalah para pesihir. Dia (Fir’aun) juga menakut-nakuti mereka, bahwa maksud Nabi Musa ‘alaihis salam dengan menunjukkan mukjizat itu adalah untuk mengusir mereka dari negeri mereka, agar mereka berusaha bersama dengan Fir’aun menentang orang yang hendak mengusir mereka itu.

[14] Yakni para tentara.

[15] Termasuk kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, Dia memperlihatkan kepada manusia batilnya apa yang dikatakan Fir’aun yang sesat lagi menyesatkan. Allah menetapkan agar mereka mengumpulkan para pesihir pandai kemudian disaksikan oleh rakyat, sehingga kebenaran semakin jelas dan bahwa apa yang dibawa Nabi Musa ‘alaihis salam adalah benar dan bukan sihir.

[16] Yaitu di waktu pagi di hari yang dirayakan, di mana pada hari itu mereka berhenti dari kesibukannya, berkumpul dan berhias.

Related Posts: Tafsir Asy Syu’araa Ayat 23-39

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive