-->

Tafsir Al Hajj Ayat 1-13

Tafsir Ayat Qur'an -

Surah Al Hajj (Haji)

Surah ke-22. 78 ayat. Madaniyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-2: Di antara peristiwa dahsyat pada hari Kiamat, terjadinya hari Kiamat dan seruan kepada semua manusia agar bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ (١) يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ (٢

Terjemah Surat Al Hajj Ayat 1-2

1. [1]Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu[2]; sungguh, guncangan (hari) kiamat[3] itu adalah suatu kejadian yang sangat besar[4].

2. (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihat guncangan itu, semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya[5], dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya[6], dan kamu melihat[7] manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras[8].

Ayat 3-4: Celaan terhadap orang-orang yang membantah Allah, penjelasan bahwa setan adalah musuh bagi manusia dan akan menyesatkannya dari jalan yang benar serta membawanya ke azab neraka.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّبِعُ كُلَّ شَيْطَانٍ مَرِيدٍ     (٣) كُتِبَ عَلَيْهِ أَنَّهُ مَنْ تَوَلاهُ فَأَنَّهُ يُضِلُّهُ وَيَهْدِيهِ إِلَى عَذَابِ السَّعِيرِ (٤

Terjemah Surat Al Hajj Ayat 3-4

3. [9]Dan di antara manusia ada orang yang berbantahan tentang Allah[10] tanpa ilmu dan hanya mengikuti[11] para setan yang sangat jahat,

4. (Tentang setan), telah ditetapkan bahwa siapa yang berkawan[12] dengan dia, maka dia akan menyesatkannya[13], dan membawanya ke azab neraka.

Ayat 5-7: Di antara bukti kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala untuk membangkitkan manusia setelah mati, proses kejadian manusia dan tumbuh-tumbuhan adalah bukti nyata tentang kebenaran hari berbangkit, penjelasan tentang penghisaban kepada manusia dan pembalasan tehadap mereka pada hari Kiamat.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الأرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (٥) ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَى وَأَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (٦) وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ (٧

Terjemah Surat Al Hajj Ayat 5-7

5. Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan[14], maka[15] sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu[16] dari tanah, kemudian[17] dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah[18], kemudian dari segumpal daging[19] yang sempurna kejadiannya[20] dan yang tidak sempurna[21], agar Kami jelaskan kepadamu[22]; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan[23], kemudian Kami keluarkan kamu[24] sebagai bayi[25], kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa[26], dan di antara kamu ada yang diwafatkan[27] dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai usia sangat tua (pikun)[28], sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya[29]. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang indah.

6. Yang demikian itu[30] karena sungguh, Allah, Dialah yang hak[31], dan sungguh, Dialah yang menghidupkan segala yang telah mati, dan sungguh, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,

7. Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang[32], tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur[33].

Ayat 8-13: Keadaan kaum musyrik yang mengajak kepada kesesatan sambil menyombongkan diri dan menerangkan pembalasan untuk mereka pada hari Kiamat, serta celaan terhadap orang-orang yang tidak berpendirian.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلا هُدًى وَلا كِتَابٍ مُنِيرٍ   (٨) ثَانِيَ عِطْفِهِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَنُذِيقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَذَابَ الْحَرِيقِ (٩) ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (١٠) وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ (١١) يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَضُرُّهُ وَمَا لا يَنْفَعُهُ ذَلِكَ هُوَ الضَّلالُ الْبَعِيدُ (١٢) يَدْعُو لَمَنْ ضَرُّهُ أَقْرَبُ مِنْ نَفْعِهِ لَبِئْسَ الْمَوْلَى وَلَبِئْسَ الْعَشِيرُ (١٣

Terjemah Surat Al Hajj Ayat 8-13

8. Dan di antara manusia ada yang berbantahan tentang Allah tanpa ilmu[34], tanpa petunjuk[35] dan tanpa kitab (wahyu) yang memberi penerangan[36],

9. [37]Sambil memalingkan lambungnya[38] (dengan congkak) untuk menyesatkan manusia[39] dari jalan Allah[40]. Dia mendapat kehinaan di dunia[41] dan pada hari Kiamat Kami berikan kepadanya rasa azab neraka yang membakar.

10. (Akan dikatakan kepadanya), "Itu karena perbuatan yang dilakukan dahulu oleh kedua tanganmu[42], dan Allah sekali-kali tidak menzalimi hamba-hamba-Nya[43].”

11. Dan di antara manusia[44] ada yang menyembah Allah hanya di tepi[45]; maka jika dia memperoleh kebaikan[46], dia merasa puas[47], dan jika dia ditimpa suatu cobaan[48], dia berbalik ke belakang[49]. Dia rugi di dunia[50] dan di akhirat[51]. Itulah kerugian yang nyata.

12. Dia menyeru kepada selain Allah[52] sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana[53] dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya[54]. Itulah kesesatan yang jauh[55].

13. Dia menyeru kepada sesuatu yang (sebenarnya) bencananya[56] lebih dekat daripada manfaatnya[57]. Sungguh, (sembahan) itu seburuk-buruk penolong dan sejahat-jahat kawan[58].


[1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengarahkan firman-Nya kepada semua manusia agar mereka bertakwa kepada Rabb mereka yang telah mengurus mereka dengan nikmat-nikmat-Nya yang nampak maupun tersembunyi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya mereka bertakwa kepada-Nya dengan meninggalkan syirk, kefasikan dan kemaksiatan serta melaksanakan perintah-perintah-Nya semampu mereka. Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sesuatu yang membantu mereka bertakwa dan memperingatkan mereka untuk tidak meninggalkannya, yaitu keadaan yang terjadi pada hari kiamat.

[2] Yakni takutlah kepada-Nya dengan menaati-Nya.

[3] Para ulama mufassir berbeda pendapat tentang guncangan hari kiamat ini, apakah setelah manusia bangkit dari kubur kemudian diarahkan ke padang mahsyar atau guncangan itu sebelum manusia bangkit dari kubur. Sebagian mereka berpendapat, bahwa guncangan ini terjadi di akhir umur dunia dan awal peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat. Dalam tafsir Al Jalaalain diterangkan, bahwa setelah guncangan yang dahsyat itu matahari terbit dari barat tanda tibanya kiamat.

[4] Karena sangat mengejutkan umat manusia.

[5] Padahal seorang ibu biasanya sangat memperhatikan anaknya, namun karena kerasnya guncangan itu sehingga membuatnya sampai tidak memperhatikan lagi anaknya.

[6] Karena demikian kagetnya.

[7] Yakni kamu kira.

[8] Sehingga membuat mereka tidak sadar, hatinya kosong dan penuh rasa kaget, hatinya naik ke atas dan matanya terbelalak. Pada hari itu, seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat pula menolong bapaknya. Ketika itu, seseorang lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anaknya, dan masing-masing sibuk dengan dirinya.

[9] Yakni di antara manusia ada yang menempuh jalan yang sesat, tidak hanya itu, bahkan sampai mendebat yang hak dengan kebatilan untuk membenarkan yang batil dan menyalahkan yang hak, padahal sesungguhnya mereka berada dalam kebodohan yang sangat, pegangan mereka tidak lain taqlid (ikut-ikutan) kepada pemimpin mereka yang sesat, yaitu setiap setan yang jahat dan durhaka, yang menentang Allah dan Rasul-Nya.

[10] Maksud membantah tentang Allah ialah membantah sifat-sifat dan kekuasaan Allah, misalnya dengan mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah puteri- puteri Allah, Al Quran itu adalah dongengan orang- orang dahulu dan bahwa Allah tidak Kuasa menghidupkan orang-orang yang sudah mati yang telah menjadi tanah.

[11] Dalam debatnya.

[12] Maksudnya, mengikuti.

[13] Dari kebenaran dan menjauhkannya dari jalan yang lurus.

[14] Padahal seharusnya kamu percaya dengan Tuhanmu dan dengan utusan-Nya.

[15] Yakni berikut dua dalil aqlinya (secara akal): Pertama, diciptakan-Nya pertama kali manusia dari yang sebelumnya tidak ada, dan bahwa yang memulainya pertama kali tentu mampu mengulangi kembali. Kedua, dihidupkan-Nya bumi yang sebelumnya mati menjadi subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.

[16] Yakni bapak kamu, yaitu Adam ‘alaihis salam.

[17] Yakni Kami ciptakan keturunannya.

[18] Yakni berubah dari mani menjadi darah yang beku.

[19] Yakni berubah dari darah yang beku menjadi segumpal daging.

[20] Maksudnya, berbentuk manusia.

[21] Yakni keluar dari rahim sebelum berbentuk.

[22] Maksudnya, untuk menjelaskan asal kejadianmu meskipun sesungguhnya Dia mampu menciptakan menjadi manusia dalam sekejap, akan tetapi untuk menerangkan sempurnanya kebijaksanaan-Nya, kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Demikian pula agar mereka dapat mengetahui bahwa Dia mampu menciptakan mereka kembali setelah mati.

[23] Maksudnya sampai berakhir waktu mengandung.

[24] Dari perut ibumu.

[25] Di mana kamu tidak mengetahui apa-apa dan tidak memiliki kemampuan.

[26] Usia yang sudah cukup sempurna fisik dan akalnya, yaitu antara 30-40 tahun.

[27] Sebelum mencapai usia dewasa.

[28] Di samping fisiknya yang semakin melemah. Oleh karena itu, kekuatan manusia dikelilingi oleh dua kelemahan; kelemahan ketika kecilnya dan kelemahan ketika tuanya.

[29] ‘Ikrimah berkata, “Barang siapa yang membaca Al Qur’an, maka keadaannya tidak akan seperti ini.”

[30] Maksudnya, yang disebutkan di ayat sebelumnya dari mulai penciptaan manusia diakhiri dengan hidupnya bumi setelah matinya.

[31] Maksudnya, Allah-lah Tuhan yang sebenarnya, yang berhak disembah dan Yang Mahakuasa, sedangkan selain-Nya adalah batil dan tidak berkuasa.

[32] Tidak ada jalan untuk mengingkarinya.

[33] Kemudian akan memberikan balasan terhadap amal yang mereka kerjakan.

[34] Maksudnya, dia membantah rasul-rasul Allah dan para pengikut mereka dengan kebatilan untuk mengalahkan yang hak.

[35] Tanpa ada orang yang menunjukinya, tidak didukung oleh akal yang sehat dan bukan orang yang mendapat petunjuk yang diikutinya.

[36] Maksud yang memberi penerangan ialah yang menjelaskan antara yang hak dan yang batil. Oleh karena itu, orang tersebut tidak memiliki dalil baik naqli maupun ‘aqli, dan alasannya hanyalah sebatas syubhat yang disodorkan oleh setan.

[37] Tidak hanya itu.

[38] Demikian pula lehernya yang menunjukkan kesombongannya; menolak yang hak dan meremehkan manusia. Dia merasa bangga dengan pengetahuan yang dimilikinya padahal tidak bermanfaat dan merendahkan orang yang benar lagi membawa kebenaran.

[39] Yakni dia termasuk pemimpin kesesatan.

[40] Yakni dari agama Allah.

[41] Syaikh As Sa’diy berkata, “Hal ini termasuk ayat-ayat Allah yang menakjubkan, di mana engkau tidak akan menemukan salah seorang di antara penyeru kekafiran dan kesesatan, kecuali ia akan mendapatkan kemurkaan di alam semesta, mendapatkan laknat, kemarahan, celaan serta sesuatu yang layak baginya, dan masing-masing sesuai keadaannya.”

[42] Disebutkan kedua tangan, karena kebanyakan perbuatan manusia dilakukan dengan tangannya.

[43] Seperti menyiksa mereka tanpa dosa.

[44] Yaitu mereka yang lemah iman, di mana iman tidak masuk dan menyatu ke dalam hatinya, bahkan masuk hanya karena takut atau hanya karena kebiasaan yang jika tersentuh cobaan langsung goyang.

[45] Maksudnya, tidak dengan penuh keyakinan. Orang yang berada di atas keraguan diumpamakan seperti berada di tepi gunung karena tidak kokohnya.

[46] Seperti kesehatan dan keselamatan pada diri dan hartanya atau hartanya banyak dan tidak mendapatkan bahaya.

[47] Karena harta itu, bukan karena imannya.

[48] Seperti sakit yang menimpa dirinya dan kebinasaan pada hartanya atau memperoleh hal yang tidak disukainya dan hilang sesuatu yang dicintainya.

[49] Maksudnya, kembali kafir lagi.

[50] Dengan tidak memperoleh apa yang diharapkannya dari dunia ini selain bagian yang telah ditetapkan untuknya.

[51] Diharamkan masuk surga dan tempatnya di neraka.

[52] Seperti patung dan berhala.

[53] Jika tidak disembah.

[54] Jika disembah.

[55] Dari kebenaran.

[56] Akibat dari menyembahnya.

[57] Yang terbayang seakan-akan bermanfaat, padahal tidak. Bahkan lebih dekat mendapatkan yang bukan harapannya, seperti bahaya dan kerugian.

[58] Hal itu, karena yang diinginkan dari penolong dan kawan adalah manfaatnya dan terhindar dari bahaya, namun ternyata yang dia dapatkan darinya adalah bahaya dan tidak mendapatkan manfaat.

Related Posts: Tafsir Al Hajj Ayat 1-13

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive