-->

Tafsir An Nahl Ayat 56-69

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 56-62: Gambaran kebiasaan kaum Jahiliyyah yang buruk yang di antaranya adalah melebihkan laki-laki daripada wanita, dan sikap Islam terhadap kebiasaan ini.

وَيَجْعَلُونَ لِمَا لا يَعْلَمُونَ نَصِيبًا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ تَاللَّهِ لَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُونَ (٥٦) وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ  (٥٧) وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (٥٨) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (٥٩) لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الأعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ   (٦٠) وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ (٦١) وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ مَا يَكْرَهُونَ وَتَصِفُ أَلْسِنَتُهُمُ الْكَذِبَ أَنَّ لَهُمُ الْحُسْنَى لا جَرَمَ أَنَّ لَهُمُ النَّارَ وَأَنَّهُمْ مُفْرَطُونَ (٦٢

Terjemah Surat An Nahl Ayat 56-62

56. [1]Dan mereka[2] menyediakan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka[3] untuk berhala-berhala yang mereka tidak mengetahui (kemampuannya). Demi Allah, kamu pasti akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan[4].

57. Dan mereka menetapkan anak perempuan[5] bagi Allah. Mahasuci Dia[6], sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai (anak laki-laki).

58. Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam)[7], dan Dia sangat marah[8].

59. Dia bersembunyi dari orang banyak[9], disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu[10].

60. Bagi orang-orang yang tidak b

eriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk[11]; dan Allah mempunyai sifat Yang Mahatinggi[12]. Dan Dia yang Mahaperkasa[13] lagi Mahabijaksana[14].

61. [15]Dan kalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya[16], niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di bumi dari makhluk yang melata sekalipun[17], tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan[18]. Maka apabila telah tiba waktunya, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun[19].

62. Dan mereka[20] menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya[21], dan lidah mereka mengucapkan kebohongan, bahwa sesungguhnya yang baik[22] untuk mereka. Tidaklah diragukan bahwa nerakalah bagi mereka, dan sesungguhnya mereka segera akan dimasukkan (ke dalamnya).

Ayat 63-64: Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutus para rasul untuk menyampaikan risalah dan agar manusia mengikuti mereka.

تَاللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ (٦٣) وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٦٤

Terjemah Surat An Nahl Ayat 63-64

63. [23]Demi Allah, sungguh Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau (Muhammad)[24], tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk)[25], sehingga dia (setan) menjadi pemimpin mereka pada hari ini[26] dan mereka akan mendapat azab yang sangat pedih[27].

64. Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al Quran) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu[28], serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Ayat 65-69: Di antara keajaiban kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala yaitu mengeluarkan susu yang murni yang keluar di antara kotoran dan darah, gambaran kehidupan lebah dan manfaat madu, serta sisi pelajaran yang dapat diambil dari kehidupan alam semesta.

وَاللَّهُ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (٦٥) وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ (٦٦) وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالأعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٦٧) وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (٦٨) ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٦٩

Terjemah Surat An Nahl Ayat 65-69

65. Dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi[29] yang tadinya sudah mati. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)[30] bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)[31].

66. Dan sungguh, pada hewan ternak[32] itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu[33]. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara kotoran dan darah[34], yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya.

67. Dan dari buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan[35] dan rezeki yang baik[36]. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang mengerti.

68. Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibangun manusia,

69. kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)[37].” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia[38]. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir[39].


[1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang kebodohan orang-orang musyrik, kezaliman mereka, dan membuat-buatnya mereka kedustaan terhadap Allah. Mereka sisihkan sebagian rezeki yang Allah berikan kepada patung-patung yang tidak dikenal berkuasa apa-apa. Mereka gunakan nikmat-nikmat Allah untuk berbuat syirk dan mendekatkan diri kepada patung-patung yang dipahat atau sesembahan lainnya.

[2] Yakni orang-orang musyrik.

[3] Seperti tanaman dan binatang ternak. Hal ini tidak beda jauh dengan keadaan di zaman kita, ada orang-orang yang membuat sesaji untuk selain Allah seperti yang terjadi di pesisir pantai di pulau Jawa, ada yang melempar sesajiannya ke laut dan ada yang menaruhnya di tempat tertentu menurut persangkaan mereka. Mereka tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rezeki kepada mereka berupa hasil panen dan berkembangbiaknya ternak mereka, bahkan mereka sisihkan sebagian panen atau binatang ternak mereka kepada selain Allah yang tidak memberi rezeki dan tidak menciptakan mereka, fa inaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.

[4] Karena kamu telah berdusta dengan mengatakan, bahwa Allah memerintahkan kamu melakukan hal itu. Oleh karena itu, Dia akan memberikan hukuman berat terhadap kamu jika kamu tetap terus berbuat seperti itu.

[5] Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak perempuan yaitu malaikat-malaikat karena mereka sangat benci kepada anak-anak perempuan sebagaimana tersebut dalam ayat berikutnya.

[6] Dari mengambil atau memiliki anak.

[7] Ia juga merasa malu dengan kawan-kawannya, bahkan berusaha menyembunyikan berita itu.

[8] Lalu mengapa mereka menisbatkan anak perempuan kepada-Nya, sedangkan mereka sendiri tidak suka?

[9] Karena takut dihina sambil memikirkan sikapnya.

[10] Karena menisbatkan anak kepada Allah. Terlebih anak yang mereka nisbatkan kepada-Nya adalah anak yang mereka benci, yaitu anak perempuan.

[11] Misalnya berani mengubur hidup-hidup bayi perempuan.

[12] Yaitu semua sifat sempurna. Semua kesempurnaan yang ada, maka Allah lebih berhak terhadapnya tanpa ada kekurangan sedikit pun dari berbagai sisi. Dia memiliki sifat yang tinggi di hati wali-wali-Nya, di mana mereka mengagungkan-Nya, memuliakan-Nya, mencintai-Nya, mengenali-Nya, dan kembali kepada-Nya. Ada pula yang menfasirkan dengan Laailaahaillalah (tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah).

[13] Yang berkuasa terhadap semuanya, dan semua makhluk tunduk kepada-Nya.

[14] Dia menempatkan sesuatu pada tempatnya, Dia tidak memerintah dan melarang, serta tidak berbuat kecuali perintah, larangan dan perbuatan-Nya berhak mendapat pujian yang sempurna.

[15] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kedustaan orang-orang zalim terhadap-Nya, maka Allah menyebutkan sempurnanya santun-Nya dan kesabaran-Nya.

[16] Yakni karena maksiatnya.

[17] Yakni tentu Dia akan membinasakan para pelaku maksiat dan selainnya, termasuk hewan.

[18] Yaitu hari kiamat.

[19] Oleh karena itu, hendaknya mereka berhati-hati di waktu penangguhan sebelum datang waktu yang di sana tidak ada lagi penangguhan.

[20] Yakni orang-orang musyrik.

[21] Seperti anak perempuan, adanya sekutu dalam kepemimpinan, dan menghinakan para rasul.

[22] Yakni surga atau keadaan yang baik di dunia dan akhirat.

[23] Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan, bahwa Beliau bukanlah rasul pertama yang didustakan.

[24] Yang menyeru kepada tauhid.

[25] Yaitu mendustakan para rasul, dan mereka menyangka bahwa sikap mereka itu benar, sedangkan yang diserukan rasul adalah salah karena dihias oleh setan.

[26] Yakni di dunia atau pada hari kiamat. Pada hari kiamat setan menjadi wali mereka, padahal dia lemah; menolong dirinya dari azab saja tidak mampu, apalagi menolong orang lain.

[27] Karena mereka berpaling dari Allah, dan lebih ridha menjadikan setan -yang sebenarnya musuhnya- sebagai walinya.

[28] Tentang perkara agama, dan jalan mana yang benar.

[29] Dengan tumbuhnya pepohonan.

[30] Yakni terdapat tanda yang menunjukkan mampunya Dia membangkitkan manusia yang telah mati. Di samping itu, di sana pun terdapat tanda bahwa hanya Dia yang berhak diibadahi, karena Dia yang telah menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman, dan bahwa Dia memiliki rahmat yang luas serta kepemurahan yang besar karena telah menyebarkan ihsan-Nya.

[31] Yakni mendengar yang disertai tadabur.

[32] Yang ditundukkan Allah untuk memberimu manfaat.

[33] Dari sana kamu dapat mengetahui sempurnanya kekuasaan Allah, luasnya ihsan-Nya, di mana Dia memberikan kamu air susu dari perutnya yang keluar di antara kotoran dan darah, yang mudah diminum olehmu lagi bergizi. Bukankah semua ini merupakan qudrat (kuasa) Allah, dan bukan perkara tabi’at?

[34] Namun tidak tercampur oleh kotoran dan darah.

[35] Ayat ini turun sebelum diharamkannya minuman yang memabukkan.

[36] Seperti buah kurma, kismis, sirup kurma dan membuat berbagai minum lezat lainnya.

[37] Oleh karena itu, kamu (yakni lebah) tidak merasa sulit mencari padang rumput meskipun sukar dilalui, dan kamu tidak akan tersesat jika pulang kembali meskipun perjalananmu jauh karena telah dimudahkan Allah.

[38] Hal ini menunjukkan sempurnanya perhatian dan kelembutan Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, tidak ada yang berhak diberikan kecintaan dan ibadah selain Dia.

[39] Untuk memikirkan ciptaan Allah, seperti memikirkan lebah yang kecil tersebut.

Related Posts: Tafsir An Nahl Ayat 56-69

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive