Surah An Nahl (Lebah)
Surah ke-16. 128 ayat. Makkiyyah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat 1-6: Menerangkan tentang hari Kiamat dan kepastian terjadinya, dan bahwa Allah bersih dari syirk, dan Dia yang sendiri menciptakan makhluk-Nya, oleh karena itu Dialah yang berhak disembah saja.
أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلا تَسْتَعْجِلُوهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (١) يُنَزِّلُ الْمَلائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنْذِرُوا أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاتَّقُونِ (٢) خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ تَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (٣) خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (٤)وَالأنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (٥)وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ (٦
Terjemah Surat An Nahl Ayat 1-6
1. [1]Ketetapan Allah[2] pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya[3]. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan[4].
2. [5]Dia menurunkan para malaikat membawa wahyu[6] dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya[7], (dengan berfirman) yaitu, “Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku), bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku[8].”
3. [9]Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran[10]. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
4. [11]Dia telah menciptakan manusia dari mani[12], ternyata dia menjadi pembantah yang nyata[13].
5. Dan hewan ternak[14] telah diciptakan-Nya untuk kamu[15], padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat[16], dan sebagiannya kamu makan.
6. Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang[17] dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan)[18].
Ayat 7-13: Bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah dalam menciptakan binatang ternak, penundukkan-Nya untuk manusia, dan bahwa di sana ada lagi makhluk yang tidak diketahui kecuali oleh-Nya.
وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلا بِشِقِّ الأنْفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (٧) وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لا تَعْلَمُونَ (٨) وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ (٩) هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ (١٠) يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالأعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (١١) وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (١٢)وَمَا ذَرَأَ لَكُمْ فِي الأرْضِ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ (١٣
Terjemah Surat An Nahl Ayat 7-13
7. Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya[19], kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang[20],
8. dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal[21], dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan[22]. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui[23].
9. Dan hak Allah (menerangkan) jalan yang lurus[24], dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar)[25].
10. Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman[26] dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan[27], padanya kamu kamu menggembalakan ternakmu.
11. Dengan air hujan itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang berpikir.
12. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya[28]. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal[29],
13. dan (Dia juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan untukmu di bumi ini[30] dengan berbagai jenis dan macam warnanya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah[31]) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
[1] Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menerangkan dekatnya waktu azab yang diancamkan-Nya kepada orang-orang kafir dan menerangkan bahwa hal itu pasti terwujud. Yang demikian karena sesuatu yang akan datang adalah dekat.
[2] Ketetapan Allah di sini adalah hari kiamat yang telah diancamkan kepada orang-orang musyrikin. Dalam ayat tersebut digunakan fi’il madhi (kata kerja lampau) untuk menunjukkan benar-benar terjadi atau pasti.
[3] Sebelum tiba waktunya.
[4] Seperti perbuatan mereka, menisbatkan sekutu, anak, istri, dan tandingan kepada-Nya serta penisbatan lainnya yang sesungguhnya tidak layak dengan kebesaran-Nya, dan menafikan kesempurnaan-Nya.
[5] Setelah Alah menyucikan diri-Nya dari penyifatan musuh-musuh-Nya, maka Allah Ta’ala menyebutkan wahyu yang diturunkan kepada para nabi-Nya yang wajib untuk diikuti, yang di sana menyebutkan sifat sempurna yang memang dinisbatkan kepada-Nya.
[6] Wahyu disebut ruh, karena dengannya jiwa manusia hidup.
[7] Yaitu orang yang Dia ketahui cocok mengemban risalah-Nya. Mereka itulah para nabi.
[8] Inilah inti dakwah para nabi, di mana karena inilah Allah Ta’ala menurunkan kitab-kitab dan mengutus para rasul. Dalam ayat selanjutnya Allah Ta’ala menyebutkan bukti dan dalil yang menunjukkan keberhakan-Nya untuk diibadati, tidak selain-Nya.
[9] Syaikh As Sa’diy berkata, “Surat ini dinamakan pula surat nikmat; karena Allah menyebutkan di awalnya ushul (dasar-dasar) nikmat dan kaedahnya, sedangkan di akhirnya penyempurna dan pelengkapnya. Allah Ta’ala memberitahukan, bahwa Dia yang menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran agar semua hamba menjadikannya sebagai dalil yang menunjukkan keagungan Penciptanya, serta menunjukkan sifat-sifat sempurna yang dimiliki-Nya, dan agar mereka mengetahui bahwa Dia menciptakan keduanya sebagai tempat tinggal bagi hamba-hamba-Nya yang beribadah kepada-Nya sesuai syari’at yang diperintahkan-Nya melalui lisan para rasul-Nya. Oleh karena itu, Allah Ta’ala menyucikan diri-Nya dari sikap orang-orang musyrikin menyekutukan-Nya.”
[10] Lihat pula surat Yunus ayat 5.
[11] Setelah Allah menyebutkan tentang penciptaan langit dan bumi, Dia menyebutkan ciptaan-Nya yang ada di dalamnya, terutama sekali adalah manusia.
[12] Dia senantiasa mengurusnya, mengaturnya, dan mengembangkannya sehingga menjadi manusia sempurna yang lengkap dengan anggota badannya luar dan dalam, dicurahkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya sampai ketika ia mendapatkan berbagai kenikmatan, ia pun merasa bangga dan ujub dengan dirinya.
[13] Kepada Tuhannya yang telah menciptakannya, dia kufur kepada Tuhannya, mendebat para utusan-Nya dan mendustakan ayat-ayat-Nya serta lupa terhadap kejadiannya dari apa ia diciptakan, seperti kata-katanya ketika mengingkari kebangkitan, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?" Lebih dari itu, dia gunakan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan Allah untuk bermaksiat kepada-Nya. Padahal pantaskah makhluk yang diciptakan dari sesuatu yang hina menetang Tuhannya yang Mahamulia? Dia memberikan kepada mereka berbagai kebaikan, namun mereka membalasnya dengan keburukan.
[14] Yaitu unta, sapi, dan kambing.
[15] Untuk manfaat dan maslahat kamu, di antaranya kamu memperoleh kehangatan dari bulunya, dan memperoleh manfaat lainnya.
[16] Bisa diternakkan, diambil susunya, dan ditunggangi.
[17] Di sore hari.
[18] Di pagi hari.
[19] Jika tidak menggunakan unta. Lebih dari itu, ia pun mengangkut kamu.
[20] Oleh karena itu, Dia menciptakan hewan tersebut untuk kamu serta menyiapkan segala yang kamu butuhkan dan kamu perlukan, maka segala puji bagi Allah sesuai dengan keagungan wajah-Nya, besarnya kekuasaan-Nya dan luasnya kepemurahan-Nya.
[21] Bagal yaitu anak dari perkawinan kuda dengan keledai.
[22] Tidak disebutkan “untuk dimakan” karena bagal dan keledai negeri haram dimakan, adapun kuda diizinkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk dimakan.
[23] Berupa menciptakan sesuatu yang menarik dan ajaib. Tidak disebutkan contohnya oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala, karena Dia tidaklah menyebutkan di dalam kitab-Nya selain sesuatu yang diketahui hamba-hamba-Nya atau yang serupa dengannya, karena jika tidak begitu hamba-hamba-Nya tidak akan tahu dan tidak akan memahami maksudnya, Dia menyebutkan asal (dasar) yang mencakup apa yang mereka ketahui dan yang tidak mereka ketahui. Misalnya menyebutkan kenikmatan surga, disebutkan di antaranya yang kita ketahui dan yang kita saksikan persamaannya, seperti pohon kurma, anggur dan delima, sedangkan yang tidak kita ketahui, Dia menyebutkan secara garis besar, seperti dalam firman-Nya, “Di dalam kedua surga itu terdapat aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan.” (terj. Ar Rahman: 52)
[24] Yaitu jalan yang menyampaikan kepada Allah dan kepada surga-Nya.
[25] Dia menunjukkan sebagian kamu karena kepemurahan dan karunia-Nya, dan tidak menunjuki yang lain karena hikmah dan keadilan-Nya.
[26] Bagi kamu dan hewan ternakmu.
[27] Sehingga keluar beraneka ragam buah-buahan.
[28] Dia menundukkan semua itu untuk manfaat dan maslahat kamu, di mana kamu selalu membutuhkannya. Dengan adanya malam, kamu dapat tidur dan beristirahat serta menenangkan pikiranmu, dengan adanya siang hari kamu dapat bertebaran di muka bumi untuk mencari ma’isyah (penghidupan), dengan adanya matahari dan bulan ada sinar dan cahaya, dengannya tanaman dan buah-buahan kamu menjadi matang, biji-bijian menjadi kering serta menyingkirkan rasa dingin yang menimpa permukaan bumi dan badan, serta memenuhi kebutuhan penting kamu lainnya. Dengan matahari, bulan dan bintang kita memperoleh petunjuk dalam perjalanan di malam hari di darat maupun lautan, mengetahui waktu-waktu, perhitungan zaman, dan lain-lain.
[29] Yakni mereka yang menggunakan akalnya untuk berpikir dan mentadaburi ayat-ayat Allah baik yang ada di alam semesta maupun yang ada dalam kitab-Nya. Hati mereka tidak seperti hati orang-orang yang lalai, yang memandang alam sekitar sebatas memandang saja seperti hewan memandang tanpa memikirkan di balik itu.
[30] Seperti hewan, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
[31] Dan meratanya ihsan-Nya.