-->

Tafsir Al Hijr Ayat 39-50

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 39-44: Permusuhan Iblis kepada keturunan Adam, dan bahwa ia (Iblis) tidak memiliki kekuasaan kepada hamba-hamba Allah yang ikhlas.

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ   (٣٩) إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (٤٠) قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (٤١) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (٤٢) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (٤٣) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (٤٤

Terjemah Surat Al Hijr Ayat 39-44

39. Iblis berkata, “ Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan kejahatan terasa indah bagi mereka di bumi[1], aku akan menyesatkan mereka semuanya[2],

40. Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih[3] di antara mereka.”

41. Allah berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku.”

42. Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku[4], kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat[5].

43. Dan sungguh, Jahannam itu benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut setan) semuanya,

44. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu[6]. Setiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka.

Ayat 45-50: Rahmat Allah kepada orang-orang yang bertakwa, berita tentang kenikmatan surga, berharap kepada rahmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan takut terhadap siksa-Nya.

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (٤٥)ادْخُلُوهَا بِسَلامٍ آمِنِينَ (٤٦)وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ (٤٧) لا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ (٤٨) نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (٤٩) وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الألِيمُ          (٥٠)

Terjemah Surat Al Hijr Ayat 45-50

45. [7]Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam surga-surga (taman-taman)[8] dan (di dekat) mata air (yang mengalir).

46. (Akan dikatakan kepada mereka saat memasukinya), “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman[9].”

47. Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan[10] di atas dipan-dipan.

48. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya[11] dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya.

49. Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[12],

50. Dan sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih[13].


[1] Iblis akan menghias dunia bagi mereka dan mengajak mereka mengutamakannya di atas akhirat sehingga mereka tunduk untuk melakukan setiap maksiat.

[2] Yakni dari jalan yang lurus.

[3] Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk menaati segala petunjuk dan perintah Allah karena keikhlasan, keimanan dan tawakkal dalam diri mereka, atau orang-orang mukmin.

[4] Untuk mengarahkan mereka kepada kesesatan karena ibadah mereka kepada Tuhan mereka dan ketundukan mereka kepada perintah-Nya, sehingga Allah menjaga mereka dari gangguan setan. Demikian juga karena mereka senantiasa meminta hidayah kepada-Nya seperti dalam shalat, di mana shalat merupakan benteng mereka agar tidak terjatuh ke dalam kesesatan.

[5] Yakni orang yang mengetahui kebenaran lalu meninggalkannya, seperti halnya orang-orang kafir. Inilah yang disebut Ghaawiy. Termasuk pula orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena ketidaktahuannya. Inilah yang disebut Dhaall.

[6] Ada yang mengartikan tujuh lapisan. Ibnu Juraij berkata, “Neraka terdiri dari tujuh tingkatan: pertama, Jahannam. selanjutnya, Lazhaa, Huthamah, Sa’ir, Saqar, Jahiim, kemudian Hawiyah.” Adh Dhahhak berkata, “Di tingkatan pertama terdapat ahli tauhid yang dimasukkan ke dalam neraka; mereka disiksa sesuai dosa mereka lalu dikeluarkan. Di lapisan kedua terdapat orang-orang Nasrani. Di lapisan ketiga terdapat orang-orang Yahudi. Di lapisan keempat terdapat orang-orang shabiin. Di lapisan kelima terdapat orang-orang Majusi. Di lapisan keenam terdapat orang-orang musyrik, dan di lapisan ketujuh terdapat orang-orang munafik.”

[7] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan apa yang disiapkan-Nya untuk para pengikut Iblis dari kalangan jin dan manusia berupa siksa yang pedih, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan apa yang disiapkan-Nya untuk para wali-Nya berupa karunia yang besar dan nikmat yang kekal.

[8] Taman-taman itu penuh dengan pohon-pohon yang berbuah lagi enak rasa buahnya.

[9] Sejahtera dari bencana dan malapetaka, aman dari maut, tidak lelah dan letih, kenikmatannya tidak pernah putus, tidak pernah sakit, tidak pernah sedih dan tidak pernah tua.

[10] Yakni satu sama lain tidak melihat tengkuk saudaranya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka saling menziarahi dan berkumpul bersama, adab dan akhlak mereka sangat mulia, di mana masing-masing berhadap-hadapan dan tidak membelakangi, sambil bertelekan di atas dipan-dipan yang dihiasi permadani, mutiara dan berbagai perhiasan.

[11] Yang demikian adalah karena Allah menciptakan mereka dalam keadaan yang sempurna.

[12] Hal ini karena apabila mereka mengetahui sempurnanya rahmat dan ampunan-Nya, maka mereka akan berusaha mengerjakan sebab yang dapat mengantarkan mereka kepada rahmat-Nya, berhenti dari dosa dan bertobat darinya agar memperoleh ampunan-Nya. Meskipun demikian, mereka tidak boleh terus-menerus mengandalkan rahmat dan ampunan Allah sampai merasa aman dan tertidur nyenyak olehnya sehingga membuat mereka berani berbuat maksiat. Oleh karena itu, dalam ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Rasul-Nya untuk memberitahukan pula kepada hamba-hamba-Nya bahwa azab-Nya kepada para pelaku maksiat sangat pedih, di mana tidak ada yang menyamai azab-Nya.

[13] Oleh karena itu, seorang hamba harus selamanya berada di antara rasa harap dan cemas. Ketika ia melihat rahmat Allah dan ampunan-Nya, ia berharap memperolehnya, dan apabila melihat dosa-dosanya dan kekurangan-Nya dalam memenuhi hak Tuhannya, ia menghadirkan rasa takut dan cemas serta berhenti darinya.

Related Posts: Tafsir Al Hijr Ayat 39-50

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive