-->

Tafsir Al Jinn Ayat 14-28

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 14-19: Terbaginya jin menjadi dua golongan; mukmin dan kafir, tempat kembali masing-masing golongan itu, dan berkumpulnya jin di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika mendengarkan Al Qur’an.

  وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا (١٤) وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا (١٥) وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لأسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا (١٦) لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَمَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا (١٧) وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا (١٨) وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا (١٩)

Terjemah Surat Al Jinn Ayat 14-19

14. Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang (dari jalan yang lurus). Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus[1].

15. Dan adapun orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka Jahanam[2].”

16. Dan sekiranya mereka telah berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.

17. Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka[3]. Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya[4], niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang sangat berat.

18. Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah[5].

19. Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan shalat), mereka (jin-jin itu) berdesakan mengerumuninya[6].

Ayat 20-25: Perintah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menyebutkan secara terang-terangan ketundukannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan mengikhlaskan amal karena-Nya.

  قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا (٢٠) قُلْ إِنِّي لا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا رَشَدًا (٢١) قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا (٢٢) إِلا بَلاغًا مِنَ اللَّهِ وَرِسَالاتِهِ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا (٢٣) حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَأَقَلُّ عَدَدًا (٢٤) قُلْ إِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ مَا تُوعَدُونَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّي أَمَدًا (٢٥)

Terjemah Surat Al Jinn Ayat 20-25

20. Katakanlah (Muhammad)[7], "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”

21. Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa menolak mudharat maupun mendatangkan kebaikan kepadamu[8].”

22. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah[9] dan aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain dari-Nya.”

23. (Aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya[10]. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya[11], maka sesungguhnya dia akan mendapat (azab) neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

24. Sehingga apabila mereka melihat (azab) yang diancamkan kepadanya[12], maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit jumlahnya[13].

25. Katakanlah (Muhammad)[14], "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menetapkan waktunya masih lama[15].”

Ayat 26-28: Hanya Allah yang mengetahui yang gaib dan ilmu-Nya yang luas meliputi segala sesuatu.

 

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (٢٦) إِلا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا (٢٧) لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا (٢٨)

 Terjemah Surat Al Jinn Ayat 26-28

26. Dia mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu[16].

27. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya[17], maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya[18].

28. Agar Dia mengetahui[19], bahwa rasul-rasul itu sungguh telah menyampaikan risalah Tuhannya[20], sedang ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka[21], dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.


[1] Yang menyampaikan mereka ke surga dan kenikmatannya.

[2] Sebagai balasan terhadap amal mereka, bukan karena Allah menzalimi mereka. Karena mereka jika tetap berada di atas jalan yang lurus (Islam), tentu Allah akan memberi minuman kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak) sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya. Namun tidak ada yang menghalangi mereka untuk berada di atasnya (jalan yang lurus) selain kezaliman dan sikap melampaui batas mereka.

[3] Agar terlihat jelas siapa yang jujur dan siapa yang dusta.

[4] Yakni dari kitab-Nya, dimana dia tidak mengikutinya dan tidak tunduk kepadanya, bahkan lalai terhadapnya niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang sangat berat.

[5] Sebagaimana yang dilakukan orang-orang Yahudi dan Nasrani ketika mereka berada di tempat ibadah mereka, mereka malah menyembah kepada selain-Nya. Hal itu, karena masjid yang merupakan tempat paling agung untuk beribadah dibangun di atas ikhlas dan ketundukan kepada keagungan Allah dan keperkasaan-Nya.

[6] Untuk mendengarkan Al Qur’an.

[7] Sebagai jawaban terhadap ajakan orang-orang kafir untuk meninggalkan menyembah Allah, atau maksudnya perintah Allah kepada Beliau agar menerangkan hakikat ajakan Beliau.

[8] Karena aku seorang hamba dan tidak berkuasa apa-apa.

[9] Jika aku durhaka kepada-Nya.

[10] Yakni aku tidak berbeda dengan manusia yang lain, hanyasaja Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengistimewakan aku untuk menyampaikan risalah-Nya dan mengajak manusia kepada-Nya, sehingga dengan begitu tegaklah hujjah atas manusia.

[11] Dengan melakukan kekafiran sebagaimana diterangkan oleh ayat-ayat yang lain yang muhkam (jelas). Adapun jika sekedar melakukan maksiat yang berada di bawah kekafiran, maka tidaklah membuat kekal di neraka sebagaimana ditunjukkan oleh ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta disepakati oleh salaful ummah dan para imam umat ini.

[12] Yakni menyaksikannya dengan mata kepala dan merasa yakin bahwa azab itu pasti menimpa mereka.

[13] Yaitu ketika selain mereka tidak bisa memberikan pertolongan dan mereka tidak mampu membela diri; ketika mereka dikumpulkan secara sendiri-sendiri sebagaimana mereka diciptakan pertama kali.

[14] Kepada mereka jika mereka bertanya kepadamu, “Kapankah ancaman ini?”

[15] Oleh karena itu, pengetahuan terhadap hal itu ada pada sisi Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

[16] Bahkan Dia sendiri yang mengetahui hal yang tersembunyi dan rahasia serta hal-hal gaib.

[17] Maka Dia memberitahukannya sesuai kebijaksanaan-Nya untuk diberitahukan. Hal itu, karena para rasul tidak seperti selain mereka. Mereka dikuatkan oleh Allah dengan mukjizat yang menunjukkan kebenaran mereka dan dengan dijaga wahyu-Nya agar mereka menyampaikannya kepada manusia tanpa didekati oleh para setan sehingga mereka tidak bisa menambah atau menguranginya. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya.

[18] Mereka akan menjaganya dengan perintah Allah.

[19] Di alam nyata.

[20] Karena Dia telah mengadakan sebab-sebabnya.

[21] Baik yang mereka sembunyikan maupun yang mereka tampakkan.

Syaikh As Sa’diy menyebutkan beberapa faedah dalam surah ini yang kesimpulannya sebagai berikut:

- Adanya jin, dan bahwa mereka diperintah dan dilarang (diberikan beban atau kewajiban agama sebagaimana manusia), dan akan diberikan balasan.

- Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga diutus kepada jin sebagaimana Beliau diutus pula kepada manusia, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala menghadapkan segolongan jin kepada Beliau agar mereka mendengarkan wahyu-Nya dan menyampaikannya kepada kaum mereka.

- Kecerdasan jin dan tahunya mereka terhadap kebenaran, dan bahwa yang mendorong mereka beriman adalah ketika mereka mengetahui secara pasti petunjuk Al Qur’an.

- Bagusnya adab mereka (jin yang beriman itu) ketika berbicara.

- Perhatian Allah kepada Rasul-Nya dan penjagaan-Nya kepada apa yang dibawa Rasul-Nya. Oleh karena itulah, ketika telah mulai pengangkatan kenabian, langit-langit dijaga dengan bintang-bintang (meteor), para setan pergi dari tempat-tempatnya, Allah merahmati bumi dan penduduknya dengan rahmat yang ditentukan-Nya dan Dia menginginkan kebaikan untuk mereka. Dia ingin menampakkan agama-Nya, syariat-Nya dan agar Dia dikenal di bumi sehingga hati pun senang dan cinta kepada-Nya, syiar-syiar agama-Nya pun tampak dan para penyembah berhala serta berhala itu musnah.

- Semangatnya jin mendengarkan wahyu dan berdesakannya mereka untuknya.

- Ayat ini juga mengandung perintah bertauhid dan larangan berbuat syirk, menerangkan keadaan makhluk dan bahwa seorang pun di antara mereka tidak berhak diibadahi. Hal itu, karena apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak berkuasa memberikan manfaat dan menolak bahaya bagi seseorang bahkan bagi dirinya sedangkan Beliau adalah manusia paling utama dan paling sempurna, maka apalagi manusia yang lain. Oleh karena itu, merupakan kesalahan yang besar ketika mengambil makhluk sebagai tuhannya di samping Allah.

- Hal gaib hanya Allah saja yang mengetahui; tidak ada seorang pun dari makhluk yang mengetahuinya kecuali Rasul yang diridhai-Nya, maka Allah perlihatkan sebagian kecil darinya.

Selesai tafsir surah Al Jin dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Related Posts: Tafsir Al Jinn Ayat 14-28

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive