-->

Tafsir Ash Shaaffaat Ayat 62-82

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 62-74: Pohon zaqqum makanan penghuni neraka dan akibat yang diderita umat terdahulu yang tetap membangkang terhadap kebenaran agar menjadi pelajaran bagi kaum musyrik.

أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ (٦٢) إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ   (٦٣) إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ (٦٤)طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ (٦٥) فَإِنَّهُمْ لآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ   (٦٦) ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ (٦٧) ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لإلَى الْجَحِيمِ (٦٨) إِنَّهُمْ أَلْفَوْا آبَاءَهُمْ ضَالِّينَ (٦٩) فَهُمْ عَلَى آثَارِهِمْ يُهْرَعُونَ (٧٠) وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ الأوَّلِينَ (٧١) وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا فِيهِمْ مُنْذِرِينَ (٧٢) فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ (٧٣)إِلا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (٧٤)

Terjemah Surat Ash Shaaffaat Ayat 62-74 

62. Apakah (makanan surga) itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum[1].

63. Sungguh, Kami menjadikannya (pohon zaqqum) sebagai azab[2] bagi orang-orang zalim[3].

64. Sungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim.

65. Mayangnya seperti kepala-kepala setan[4].

66. Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu)[5], dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqqum)[6].

67. Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas[7].

68. Kemudian pasti tempat kembali mereka[8] ke neraka Jahim[9].

69. [10]Sesungguhnya mereka mendapati nenek moyang mereka dalam keadaaan sesat,

70. lalu mereka tergesa-gesa mengikuti jejak (nenek moyang) mereka[11].

71. Dan sungguh, sebelum mereka (suku Quraisy), telah sesat sebagian besar dari orang-orang yang dahulu[12],

72. dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul) pemberi peringatan di kalangan mereka[13].

73. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu[14],

74. [15]kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa)[16].

Ayat 75-82: Kisah Nabi Nuh ‘alaihis salam dan permohonannya, serta selamatnya Beliau dan para pengikutnya dari banjir besar.

وَلَقَدْ نَادَانَا نُوحٌ فَلَنِعْمَ الْمُجِيبُونَ (٧٥) وَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ (٧٦) وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ (٧٧) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ (٧٨) سَلامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ (٧٩) إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (٨٠) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (٨١) ثُمَّ أَغْرَقْنَا الآخَرِينَ (٨٢)

 Terjemah Surat Ash Shaaffaat Ayat 75-82

75. [17]Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami[18], maka sungguh, Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa[19].

76. Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar[20].

77. Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan[21].

78. Dan Kami abadikan untuk Nuh (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian[22].

79. "Kesejahteraan Kami limpahkan atas Nuh di seluruh alam.”

80. [23]Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

81. Sungguh, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman[24].

82. Kemudian Kami tenggelamkan yang lain[25].


[1] Zaqqum adalah jenis pohon yang pahit dan tidak enak rasa buahnya yang tumbuh di neraka.

[2] Ada yang menafsirkan fitnah di ayat tersebut dengan cobaan. Qatadah berkata, “Disebutkan pohon Zaqqum, lalu orang-orang yang sesat diuji dengannya, sehingga mereka berkata, “(Apakah) kawanmu (Yakni Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) memberitakan kepadamu bahwa di neraka ada pohon, padahal api memakan (membakar habis) pohon.”

[3] Yakni yang menzalimi diri mereka dengan kufur dan kemaksiatan.

[4] Jika demikian, maka tentang rasanya tidak perlu ditanyakan lagi, demikian juga akibat yang menimpa perut mereka setelah memakannya, di mana tidak ada lagi pilihan lain selain memakannya.

[5] Padahal sangat tidak enak, akan tetapi karena rasa lapar yang dahsyat membuat mereka memakannya.

[6] Inilah makanan penghuni neraka, makanan yang paling buruk, kemudian Allah menyebutkan tentang minuman mereka.

[7] Hal seperti firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala di ayat yang lain, “Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (Terj. Muhammad: 15), dan firman Allah Ta’ala, “Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka.” (Terj. Al Kahfi: 29)

[8] Yakni tempat istirahat mereka setelah meminum air mendidih itu.

[9] Agar mereka merasakan azabnya yang pedih dan panas yang dahsyat, di mana tidak ada kesengsaraan yang melebihinya.

[10] Saakan-akan ada pertanyaan, “Apa yang membuat mereka sampai ke tempat itu?”

[11] Yakni tergesa-gesa dalam kesesatan, tidak menengok ajakan para rasul dan peringatan kitab-kitab, serta tidak memperhatikan ucapan para penasehat, bahkan mereka bantah dengan kata-kata mereka, “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka" (lihat Az Zukhruf: 23).

[12] Sedikit sekali di antara mereka yang beriman dan mendapat petunjuk.

[13] Mengingatkan sesatnya jalan mereka dan akan menjerumuskan mereka ke neraka.

[14] Kesudahan mereka adalah kebinasaan, kehinaan, dan terbukanya aib. Oleh karena itu, hendaknya mereka (kaum musyrik Mekah) berhati-hati jika tetap terus di atas kesesatannya akan tertimpa seperti yang menimpa generasi sebelum mereka.

[15] Oleh karena semua yang diberi peringatan itu tidak seluruhnya sesat, bahkan di antara mereka ada yang beriman dan berbuat ikhlas, maka Allah kecualikan mereka dari azab.

[16] Mereka ini adalah orang-orang mukmin, Allah bersihkan mereka dan mengistimewakan dengan rahmat-Nya karena keikhlasan mereka sehingga akhir kesudahan mereka adalah kebahagiaan.

[17] Selanjutnya Allah menyebutkan beberapa contoh kesudahan yang menimpa orang-orang yang mendustakan.

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang hamba dan Rasul-Nya Nuh ‘alaihis salam seorang rasul pertama, yaitu ketika ia telah berdakwah kepada kaumnya dalam waktu yang cukup lama (950 tahun), namun seruan Beliau hanya menambah mereka jauh dari kebenaran, sehingga ia berdoa kepada Tuhannya.

[18] Yaitu dengan doanya, “Ya Rabbi, sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah aku.” (lihat Al Qamar: 10).

[19] Yakni ia berdoa kepada Kami untuk kebinasaan kaumnya, maka Kami binasakan mereka dengan ditenggelamkan. Lalu Allah memuji Diri-Nya dengan firman-Nya di atas, “Maka sungguh, Kamilah sebaik-baik yang memperkenankan doa.”

[20] Yaitu banjir besar.

[21] Oleh karena itu, selanjutnya manusia berasal dari keturunannya, dan Beliau mempunyai tiga anak; Saam yang menjadi bapak bangsa Arab, Persia dan Romawi, Haam sebagai bapak orang-orang Sudan (hitam), dan Yafits sebagai bapak bangsa Turki, Khazar (bangsa yang bermata sipit), dan Ya’juj-Ma’juj.

[22] Sampai hari Kiamat.

[23] Balasan Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Nuh ‘alaihis salam di atas, seperti diselamatkan dari bencana yang besar dan mengabadikan pujian yang baik untuknya di kalangan orang-orang yang datang kemudian serta balasan yang akan ia peroleh di akhirat adalah karena ia termasuk orang-orang yang berbuat ihsan, dia berbuat ihsan dalam beribadah kepada Allah dan berbuat ihsan kepada manusia, dan inilah sunnatullah kepada orang-orang yang berbuat ihsan.

[24] Ayat ini menunjukkan bahwa mukmin merupakan posisi tertinggi seorang hamba, dan bahwa iman mencakup semua syariat agama, baik ushul maupun furu’ (cabang), karena Allah memuji dengannya makhluk pilihan-Nya.

[25] Yakni kaumnya yang kafir.

Related Posts: Tafsir Ash Shaaffaat Ayat 62-82

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive