-->

Tafsir Ad Dukhaan Ayat 17-33

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 17-33: Pelajaran yang dapat diambil dari azab yang menimpa Fir’aun dan kaumnya, serta akibat sikapnya yang melampaui batas.

  وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاءَهُمْ رَسُولٌ كَرِيمٌ (١٧) أَنْ أَدُّوا إِلَيَّ عِبَادَ اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ (١٨) وَأَنْ لا تَعْلُوا عَلَى اللَّهِ إِنِّي آتِيكُمْ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (١٩) وَإِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ أَنْ تَرْجُمُونِ (٢٠) وَإِنْ لَمْ تُؤْمِنُوا لِي فَاعْتَزِلُونِ (٢١) فَدَعَا رَبَّهُ أَنَّ هَؤُلاءِ قَوْمٌ مُجْرِمُونَ (٢٢) فَأَسْرِ بِعِبَادِي لَيْلا إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ (٢٣)وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًا إِنَّهُمْ جُنْدٌ مُغْرَقُونَ (٢٤) كَمْ تَرَكُوا مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (٢٥) وَزُرُوعٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ (٢٦) وَنَعْمَةٍ كَانُوا فِيهَا فَاكِهِينَ (٢٧)كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا قَوْمًا آخَرِينَ (٢٨) فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالأرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ (٢٩) وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِينِ (٣٠) مِنْ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ كَانَ عَالِيًا مِنَ الْمُسْرِفِينَ (٣١) وَلَقَدِ اخْتَرْنَاهُمْ عَلَى عِلْمٍ عَلَى الْعَالَمِينَ (٣٢)وَآتَيْنَاهُمْ مِنَ الآيَاتِ مَا فِيهِ بَلاءٌ مُبِينٌ (٣٣)

Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 17-33

17. [1]Dan sungguh, sebelum mereka, Kami telah menguji kaum Fir'aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia (Musa)[2],

18. (dengan berkata), "Serahkanlah[3] kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak)[4]. Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dapat kamu percaya[5],

19. dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah[6]. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata[7].

20. [8]Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari ancamanmu untuk merajamku,

21. dan jika kamu tidak beriman kepadaku, maka biarkanlah aku[9] (memimpin Bani Israil).”

22. Kemudian dia (Musa) berdoa kepada Tuhannya, "Sungguh, mereka ini adalah kaum yang berdosa[10] (segerakanlah azab kepada mereka).”

23. (Allah berfirman), "Karena itu berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,

24. Dan biarkanlah laut itu terbelah[11]. Sesungguhnya mereka bala tentara yang akan ditenggelamkan.”

25. Betapa banyak taman-taman dan mata air-mata air yang mereka tinggalkan,

26. juga kebun-kebun serta tempat-tempat kediaman yang indah,

27. dan kesenangan-kesenangan yang dapat mereka nikmati di sana,

28. demikianlah, dan Kami wariskan (semua) itu kepada kaum yang lain (Bani Israil).

29. Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka[12], dan mereka pun tidak diberi penangguhan waktu.

30. [13]Dan sungguh, telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan[14],

31. dari (siksaan) Fir'aun, sungguh, dia itu orang yang sombong[15], termasuk orang-orang yang melampaui batas[16].

32. Dan sungguh, Kami pilih mereka (Bani Israil) dengan ilmu (Kami)[17] di atas semua bangsa (pada masa itu)[18].

33. Dan Kami telah berikan kepada mereka di antara tanda-tanda (kekuasaan Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata[19].


[1] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan pendustaan orang-orang yang mendustakan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Dia menyebutkan bahwa mereka mempunyai pendahulu mereka yang sama mendustakan, yaitu kaum Fir’aun. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kisah mereka dengan Nabi Musa ‘alaihis salam dan apa yang Allah timpakan kepada mereka agar orang-orang yang mendustakan itu berhenti dari apa yang mereka pegang selama ini berupa kesyirkkan dan kekufuran.

[2] Pada diri Beliau (Nabi Musa ‘alaihis salam) terdapat kemuliaan dan akhlak yang mulia yang tidak ada pada orang lain.

[3] Yakni lepaskanlah mereka dari siksaanmu, karena mereka adalah keluargaku dan bangsa yang paling mulia di zaman ini. Kamu telah menzalimi dan memperbudak mereka dengan tanpa hak, maka lepaskanlah mereka agar beribadah kepada Tuhan mereka.

[4] Ayat ini juga bisa diartikan, “Lakukanlah apa yang aku seru kepadamu, yaitu beriman wahai hamba-hamba Allah.”

[5] Yakni dapat dipercaya terhadap risalah-Nya kepadaku, aku tidak akan menyembunyikannya meskipun sedikit, aku tidak menambah dan tidak pula mengurangi. Hal ini seharusnya membuat mereka tunduk secara sempurna kepadanya.

[6] Dengan enggan beribadah kepada-Nya serta bersikap sombong terhadap hamba-hamba Allah.

[7] Yaitu mukjizat dan dalil, namun ternyata mereka mendustakan Beliau dan hendak membunuh Beliau dengan mengancam akan merajam Beliau.

[8] Maka Nabi Musa ‘alaihis salam berlindung kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari ancaman itu.

[9] Yakni jika kamu tidak mau beriman kepadaku, maka jangan menggangguku. Tetapi mereka di samping tidak mau beriman malah menambah dengan mengganggunya.

[10] Yakni mereka telah mengerjakan dosa yang mengharuskan untuk disegerakan hukuman. Nabi Musa ‘alaihis salam berdoa dengan menyebutkan keadaan mereka, dan ini adalah doa bil haal (dengan menyebutkan keadaan), dimana doa ini lebih dalam daripada doa dengan perkataan sebagaimana doa Nabi Musa ‘alaihisa salam ketika lapar, “Ya Rabbi, sesungguhnya aku butuh kepada kebaikan yang Engkau turunkan.” Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Beliau membawa pergi Bani Israil pada malam hari dan memberitahukan, bahwa Fir’aun dan kaumnya akan mengejar mereka.

[11] Ketika Nabi Musa ‘alaihis salam membawa pergi Bani Israil pada malam hari sebagaimana yang Allah perintahkan, lalu Fir’aun mengejar mereka, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Musa memukul laut. Lalu Musa memukulnya sehingga terbelahlah dua belas jalan, dan ketika itu air laut seperti gunung yang besar, lalu Musa dan kaumnya melintasinya. Setelah mereka melintasinya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Musa agar membiarkan laut seperti itu agar Fir’aun dan tentaranya melintasinya karena mereka akan ditenggelamkan. Ketika kaum Fir’aun telah masuk ke dalamnya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan laut agar menyatu sehingga mereka (Fir’aun dan kaumnya) tenggelam semuanya, mereka mati dalam keadaan meninggalkan kesenangan yang banyak dari kehidupan dunia (lihat ayat 26-28 surah ini) dan Allah mewariskannya kepada Bani Israil yang sebelumnya diperbudak oleh mereka.

[12] Bahkan merasa senang dengan kematian mereka, karena mereka meninggalkan sesuatu yang buruk yang merusak bumi. Berbeda dengan orang-orang mukmin, maka bumi yang menjadi tempat shalat mereka akan menangisi mereka, demikian pula langit yang menjadi tempat naiknya amal mereka akan menangis.

[13] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberikan nikmat kepada Bani Israil.

[14] Yaitu pembunuhan anak laki-laki dan menjadikan kaum wanita sebagai pelayan.

[15] Dia sombong di muka bumi dengan tanpa hak.

[16] Yakni yang melanggar batasan Allah dan berani mengerjakan larangan-Nya.

[17] Yakni dengan pengetahuan Kami terhadap keadaan mereka dan layaknya mereka mendapatkan keutamaan itu.

[18] Allah melebihkan mereka pada masa itu dan memberi mereka nikmat yang tidak diberikan-Nya kepada selain mereka.

[19] Yang dimaksud tanda-tanda kekuasaan Allah ialah seperti naungan awan, turunnya manna dan salwa, terpancarnya air dari batu, terbelahnya laut merah. Itu semua merupakan hujjah atas mereka yang membuktikan kebenaran apa yang dibawa Nabi mereka Musa ‘alaihis salam.

Related Posts: Tafsir Ad Dukhaan Ayat 17-33

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive