-->

Tafsir Ash Shaaffaat Ayat 22-39

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 22-39: Perintah Allah Subhaanahu wa Ta'aala untuk mengumpulkan manusia ke padang mahsyar, perintah untuk dihisab serta diazabnya orang-orang kafir.

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ (٢٢) مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ (٢٣) وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ    (٢٤) مَا لَكُمْ لا تَنَاصَرُونَ (٢٥) بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ (٢٦)وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ (٢٧) قَالُوا إِنَّكُمْ كُنْتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ الْيَمِينِ (٢٨) قَالُوا بَلْ لَمْ تَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (٢٩) وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بَلْ كُنْتُمْ قَوْمًا طَاغِينَ (٣٠) فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَا إِنَّا لَذَائِقُونَ (٣١) فَأَغْوَيْنَاكُمْ إِنَّا كُنَّا غَاوِينَ (٣٢) فَإِنَّهُمْ يَوْمَئِذٍ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ (٣٣) إِنَّا كَذَلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِينَ    (٣٤) إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ (٣٥)وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ (٣٦) بَلْ جَاءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِينَ (٣٧) إِنَّكُمْ لَذَائِقُو الْعَذَابِ الألِيمِ (٣٨) وَمَا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٣٩)

Terjemah Surat Ash Shaaffaat Ayat 23-39

22. [1](Diperintahkan kepada malaikat), "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim[2] beserta teman sejawat mereka[3] dan apa yang dahulu mereka sembah,

23. selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka[4].

24. Tahanlah mereka (di tempat perhentian)[5], sesungguhnya mereka akan ditanya[6],

25. [7]"Mengapa kamu tidak tolong-menolong[8]?"

26. Bahkan mereka pada hari itu menyerah (kepada keputusan Allah).

27. [9]Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling berbantah-bantahan.

28. Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka), "Kamulah yang datang kepada kami dari kanan[10].”

29. Pemimpin-pemimpin mereka menjawab, "(Tidak), bahkan kamulah yang tidak (mau) menjadi orang mukmin[11],

30. sedangkan kami tidak berkuasa terhadapmu[12], bahkan kamu menjadi kaum yang melampaui batas[13].

31. Maka pantas putusan (azab) Tuhan menimpa kita[14]; pasti kita akan merasakan (azab itu).

32. Maka kami pun menyesatkan kamu[15], karena kami sendiri orang-orang yang sesat.”

33. Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama merasakan azab[16].

34. Sungguh, demikianlah Kami memperlakukan terhadap orang-orang yang berbuat dosa.

35. [17]Sungguh, dahulu apabila dikatakan kepada mereka, "Laa ilaaha illallah" (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), mereka menyombongkan diri[18],

36. dan mereka berkata[19], "Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila[20]?"

37. [21]Padahal dia (Muhammad) datang dengan membawa kebenaran[22] dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya)[23].

38. [24]Sungguh, kamu pasti akan merasakan azab yang pedih[25].

39. Dan kamu tidak diberi balasan melainkan terhadap apa yang telah kamu kerjakan[26],


[1] Ketika mereka dihadapkan pada hari Kiamat, dan mereka menyaksikan langsung apa yang mereka dustakan, maka para malaikat diperintahkan dengan perintah sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.

[2] Yakni yang menzalimi diri mereka dengan perbuatan kufur, syirk dan maksiat.

[3] Dari kalangan manusia atau setan yang sama amalnya.

[4] Yakni giringlah mereka ke arah neraka, namun sebelum masuk ke dalamnya mereka ditahan dan ditanya sebagaimana dalam ayat selanjutnya.

[5] Ada yang berpendapat, bahwa mereka dihentikan di dekat shirath (jembatan yang dibentangkan di atas neraka Jahanam).

[6] Di antara mufassir ada yang berpendapat, bahwa mereka akan ditanya tentang semua ucapan dan amal mereka atau tentang Laailaahaillallah atau tentang hal yang mereka ada-adakan sewaktu di dunia agar tampak jelas kedustaan mereka di hadapan manusia. Namun dalam sebuah hadits disebutkan:

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan? Tentang ilmunya, apa saja yang telah ia kerjakan? Tentang hartanya, dari mana ia memperolehnya dan ke mana ia infakkan? Dan tentang badannya untuk hal apa ia korbankan? (HR. Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 7299).

[7] Lalu dikatakan kepada mereka sebagai celaan.

[8] Yakni seperti keadaan kamu dengan kawanmu ketika di dunia. Atau maksudnya, mengapa sesembahan kamu tidak menolongmu padahal kamu ketika di dunia menyangka bahwa sesembahan tersebut dapat menghindarkan kamu dari azab. Tampaknya mereka tidak mampu menjawab karena diri mereka telah diliputi oleh kehinaan dan kerendahan dan mereka sudah menyerah kepada azab neraka sambil berputus asa, sehingga tidak dapat berbicara apa-apa. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, Bahkan mereka pada hari itu menyerah (kepada keputusan Allah).”

[9] Setelah mereka dikumpulkan bersama kawan mereka dan sesembahan mereka, serta digiring ke neraka, lalu mereka dihentikan dan ditanya, namun tidak mampu menjawab, maka sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain dan saling menyalahkan.

[10] Maksudnya, para pemimpin itu menyesatkan para pengikutnya dengan tipu muslihat yang mengikat hati seakan-akan mereka berada di atas yang benar sehingga mereka (para pengikut) mengikutinya. Atau bisa juga maksudnya, bahwa para pemimpin itu datang kepada para pengikutnya dengan kekuatan lalu mereka (para pengikut) mengikutinya.

[11] Yakni kamu senantiasa sebagai orang-orang musyrik sebagaimana kami. Oleh karena itu, tidak ada kelebihan kamu di atas kami dan tidak ada sesuatu yang mengharuskan untuk mencela kami, dan lagi kami tidak memiliki kekuasaan untuk memaksa kamu berbuat kafir.

[12] Untuk memaksamu mengikuti kami.

[13] Yakni sesat seperti kami.

[14] Putusan Allah Subhaanahu wa Ta'aala adalah firman-Nya, “Sungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (terj. Huud: 119)

[15] Yakni lalu kamu mengikuti kami, maka janganlah mencela kami, tetapi celalah dirimu sendiri.

[16] Meskipun tingkatan azabnya berbeda-beda sesuai besarnya dosa mereka.

[17] Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan perbuatan buruk mereka, di mana perbuatan tersebut sudah terlampaui buruk.

[18] Terhadap kalimat Laailaahaillallah dan terhadap orang yang datang membawa dan menyerukan kepadanya.

[19] Dengan maksud menentangnya.

[20] Mereka tidak hanya berpaling dan mendustakan, bahkan menilai Beliau dengan penilaian yang terlampaui zalim, padahal mereka mengetahui bahwa Beliau tidak mengenal syair dan para penyair, dan Beliau adalah manusia yang paling cerdas dan paling jauh pandangannya. Tidak perlu jauh-jauh buktinya, ketika mereka berselisih tentang siapa yang berhak menaruh kembali hajar aswad, sampai mereka hampir bertikai, maka Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan usulan yang tepat yang diterima oleh semua kalangan.

[21] Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala membantah mereka dengan firman-Nya di atas.

[22] Kedatangan Beliau adalah hak, syariat dan kitab yang Beliau bawa adalah hak (benar).

[23] Rasul-rasul sebelumnya telah memberitakan tentang kedatangan Beliau kepada umatnya dan memerintahkan umatnya mengikuti Beliau, maka kedatangan Beliau membenarkan berita rasul-rasul sebelumnya. Tidak hanya itu, ajaran yang Beliau bawa ushul(dasar)nya sama seperti yang mereka (para rasul) bawa.

[24] Oleh karena ucapan mereka, "Kita akan merasakan (azab itu).” Mengandung kemungkinan akan terjadi atau tidak, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan ketetapan-Nya yang tidak mengandung kemungkinan lain selain benar dan yakin.

[25] Yang perih dan menyakitkan.

[26] Yakni Kami tidaklah menzalimimu, akan tetapi berbuat adil terhadap kamu.

Related Posts: Tafsir Ash Shaaffaat Ayat 22-39

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive