-->

Tafsir Ali Imran Ayat 176-184

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 176-180: Hiburan bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, ancaman bagi orang-orang kafir dan seruan untuk berinfak di jalan Allah, serta menerangkan tentang kikir dan balasannya

وَلا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا يُرِيدُ اللَّهُ أَلا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِي الآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٧٦) إِنَّ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْكُفْرَ بِالإيمَانِ لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ      (١٧٧) وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لأنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (١٧٨)  مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ      (١٧٩) وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١٨٠

Terjemah Surat Ali Imran Ayat 176-180

176.[1] Janganlah kamu (Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yang dengan mudah kembali menjadi kafir[2], sesungguhnya sedikit pun mereka tidak merugikan Allah[3]. Allah tidak akan memberi bagian kepada mereka di akhirat[4], dan mereka akan mendapat azab yang besar.

177. Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sedikit pun tidak merugikan Allah; dan mereka akan mendapat azab yang pedih.

178. Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami kepada mereka[5] adalah lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; mereka akan mendapat azab yang menghinakan[6].

179. Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu sekarang ini[7], sehingga Dia membedakan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin)[8]. Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang ghaib[9], tetapi Allah memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya[10]. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Jika kamu beriman dan bertakwa[11], maka kamu akan mendapat pahala yang besar.

180. Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya[12], mengira bahwa kikir itu baik bagi mereka, padahal kikir itu buruk bagi mereka[13]. Harta yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat[14]. Milik Allah-lah warisan (yang ada) di langit dan di bumi[15]. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan[16].

Ayat 181-184: Membicarakan tentang tipu daya orang-orang Yahudi, langkah mereka yang buruk dalam memerangi dakwah Islam, kedustaan orang-orang Yahudi dan buruknya adab mereka terhadap Allah Subhaanahu wa Ta'aala

لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الأنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (١٨١)ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (١٨٢) الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ عَهِدَ إِلَيْنَا أَلا نُؤْمِنَ لِرَسُولٍ حَتَّى يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ قُلْ قَدْ جَاءَكُمْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِي بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالَّذِي قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوهُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (١٨٣) فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ جَاءُوا بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتَابِ الْمُنِيرِ (١٨٤

Terjemah Surat Ali Imran Ayat 181-184

181. Sungguh, Allah telah mendengar perkatan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, "Sesunguhnya Allah itu miskin dan kami kaya."[17] Kami akan mencatat perkataan mereka[18] dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), "Rasakanlah olehmu azab yang membakar[19]."

182.[20] Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri[21], dan sesungguhnya Allah tidak menzalimi hamba-hamba-Nya[22].

183. (Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, agar kami tidak beriman kepada seorang rasul, sebelum Dia mendatangkan kepada Kami kurban yang dimakan api[23]." Katakanlah (Muhammad), "Sungguh, beberapa orang rasul sebelumku telah datang kepadamu, (dengan) membawa bukti-bukti yang nyata[24] dan membawa apa yang kamu sebutkan[25], tetapi mengapa kamu membunuhnya[26] jika kamu orang-orang yang benar[27]".

184. Jika mereka mendustakan kamu (Muhammad), maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamu pun telah didustakan (pula)[28], mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zubur[29] dan Kitab yang memberi penjelasan yang sempurna[30].


[1] Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sangat perhatian kepada manusia, Beliau bersungguh-sungguh agar mereka mendapatkan hidayah dan bersedih jika mereka tidak memperolehnya.

[2] Orang-orang kafir Mekah atau orang-orang munafik yang selalu merongrong agama Islam.

[3] Allah akan tetap memenangkan agama-Nya, membela rasul-Nya dan mewujudkan ketetapan-Nya tanpa membutuhkan mereka. Bahkan mereka hanyalah merugikan diri mereka sendiri.

[4] Yakni surga. Oleh karena itu, Allah membiarkan mereka; tidak memberi mereka taufiq sebagaimana wali-wali-Nya yang diberi taufiq sebagai keadilan dan hikmah-Nya, karena Dia mengetahui bahwa mereka tidak mau menerima petunjuk disebabkan akhlak dan niat mereka yang buruk.

[5] Dengan memperpanjang umur mereka dan membiarkan mereka berbuat dosa sesuka hatinya.

[6] Oleh karena itu, hendaknya orang yang zalim waspada dengan diberikan tenggang waktu dan janganlah ia mengira bahwa dirinya lolos dari pantauan Allah Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.

[7] Keadaan di mana kaum muslimin bercampur baur dengan kaum munafik.

[8] Yakni dengan adanya beban-beban berat atau ujian yang dapat memperlihatkan keadaan hatinya. Seperti yang terjadi pada Perang Uhud, di mana hampir sepertiga pasukan memisahkan diri pulang ke Madinah. Mereka adalah orang-orang munafik.

[9] Sehingga kamu dapat menentukan siapa orang munafik dan siapa orang mukmin. Akan tetapi, setelah dibedakan oleh Allah, kamu pun dapat mengetahuinya.

[10] Di antara rasul-rasul, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dipilih oleh Allah dengan memberi keistimewaan kepada beliau berupa pengetahuan untuk menanggapi isi hati manusia, sehingga beliau dapat menentukan siapa di antara mereka yang betul-betul beriman dan siapa pula yang munafik atau kafir.

[11] Ada yang mengartikan dengan "takut terhadap nifak".

[12] Baik berupa harta, kedudukan, ilmu maupun lainnya.

[13] Baik bagi agama maupun dunia mereka. Mereka mengira bahwa kekikiran mereka memberi manfaat dan kemuliaan bagi mereka, namun ternyata tidak, bahkan menjadi penyebab ruginya mereka dan mendapatkan siksa.

[14] Untuk menyiksa mereka. Di dalam hadits disebutkan:

إِنَّ الَّذِيْ لاَ يُؤَدِّيْ زَكَاةَ مَالِهِ يُمَثَّلُ إِلَيْهِ مَالُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعُ لَهُ زَبِيْبَتَانِ فَيَلْزِمُهُ أَوْ يُطَوَّقُهُ يَقُوْلُ  : أَنَا كَنْزُكَ َنَا كَنْزُكَ

"Sesungguhnya orang yang tidak menunaikan zakat, maka hartanya pada hari kiamat akan dibuat seperti ular yang kuat yang memiliki dua titik hitam, lalu melilitnya atau akan dilkalungkan kepadanya sambil berkata, "Saya adalah harta simpananmu, saya adalah harta simpananmu." (HR. Ahmad dan Nasa'i, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 1690)

[15] Semuanya dikembalikan kepada Allah, dan manusia dikembalikan tanpa membawa sepeser harta pun. Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan." (Terj. Maryam: 40)

Perhatikanlah ayat di atas, bagaimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan beberapa sebab, di mana sebab-sebab itu menghendaki agar manusia tidak kikir terhadap pemberian Allah.

Sebab pertama, adalah bahwa apa yang ada di tangan manusia merupakan karunia dan nikmat Allah, kalau sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia dan ihsan-Nya tentu tidak akan sampai kepadanya nikmat itu. Hal ini menghendaki agar dia berbuat ihsan kepada hamba-hamba Allah lainnya, sebagaimana firman Allah:

"Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu." (Terj. Al Qashas: 77)

Barang siapa yang yakin bahwa apa yang ada di tangannya sekarang adalah karunia Allah, tentu dia tidak akan menahan kelebihan hartanya itu yang sebenarnya tidak merugikannya, bahkan memberinya manfaat baik bagi hatinya, hartanya, menambah keimanannya dan menjaganya dari musibah.

Sebab kedua, bahwa apa yang ada di tangan hamba sekarang ini semuanya akan kembali kepada Allah dan Dia yang mewarisinya. Oleh karena itu, tidak ada gunanya berbuat kikir terhadap sesuatu yang akan hilang berpindah kepada yang lain.

Sebab ketiga, yakni sebab jaza'i (adanya balasan), yaitu firman-Nya, "Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan"

Jika Dia mengetahui amal yang kamu kerjakan, di mana hal ini menghendaki adanya balasan yang baik terhadap kebaikan dan balasan berupa siksa terhadap keburukan, maka tidak ada seorang pun yang memiliki iman -meskipun sseberat dzarrah (debu halus)- enggan berinfak padahal akan diberikan pahala, serta tidak akan ridha dengan sikap kikir yang mendatangkan siksa.

[16] Sehingga Dia akan memberikan balasan.

[17] Mereka mengatakan kata-kata keji itu saat turun ayat,

"Barang siapa yang meminjami Allah pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak …dst." (Terj. Al Baqarah: 245)

Mereka mengatakan, "Jika sekiranya Allah kaya, tentu Dia tidak akan meminta pinjaman kepada kita."

[18] Dalam catatan amal untuk diberikan balasan beserta perbuatan mereka membunuh para nabi.

[19] Yang membakar badan dan menembus sampai ke hati.

[20] Perkataan ini diucapkan kepada mereka ketika mereka telah dimasukkan ke dalam neraka.

[21] Dipakai kata "tangan", karena kebanyakan tindakan manusia menggunakan tangannya.

[22] Tidak akan menyiksa mereka tanpa dosa.

[23] Yakni kenikmatan atau lainnya yang dikurbankan. Jika kurban itu diterima, maka akan datang api putih dari langit yang membakarnya, namun jika tidak diterima, maka kurban itu tetap seperti sedia kala, dan hal ini telah disampaikan kepada Bani Israil selain pada Nabi Isa 'alaihis salam dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka tidak disyaratkan seperti itu.

[24] Yang menunjukkan kebenaran mereka, yaitu berupa mukjizat.

[25] Seperti Nabi Zakariyya dan Nabi Yahya 'alaihimas salam lalu kalian malah membunuhnya.

[26] Khithab (pembicaraan) ini ditujukan kepada mereka (orang-orang Yahudi di zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam), meskipun yang melakukan adalah nenek moyang mereka, namun mereka meridhainya.

[27] Yakni betul-betul mengikuti yang hak dan taat kepada para rasul.

[28] Oleh karena itu, janganlah kamu bersedih atau dibuat risau oleh mereka.

[29] Zubur ialah lembaran-lembaran yang berisi wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang isinya mengandung hikmah-hikmah.

[30] Yakni: Kitab-Kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berisi hukum syari'at seperti Taurat, Injil dan Zabur.

Related Posts: Tafsir Ali Imran Ayat 176-184

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive