-->

Tafsir Al Baqarah Ayat 130-134

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 130-134: Menyebutkan celaan keras terhadap orang-orang yang menyimpang dari ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, penekanan untuk mengikutinya dan ajakan agar menjadikannya sebagai teladan, serta menerangkan tentang agama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam

وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (١٣٠) إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (١٣١) وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٣٢) أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (١٣٣) تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ وَلا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٣٤

130.[1] Dan tidak ada yang membenci agama Ibrahim (Islam), melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Sungguh, Kami telah memilihnya[2] di dunia dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang yang saleh[3].

 

131. Ketika[4] Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam"[5].

132. Dan Ibrahim mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini[6] untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim[7]".

133. [8] Apakah kamu hadir ketika Ya'qub hendak dijemput oleh maut[9], ketika dia berkata kepada anak-anaknya[10], "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Mahaesa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"[11].

134. Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan[12].


[1] Setelah Allah menyebutkan keadaan Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang sungguh mulia dan menyebutkan tentang sifat-sifatnya yang sempurna, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan bahwa tidak ada yang membenci ajaran Nabi Ibrahim kecuali orang yang dungu dan jahil (bodoh).

[2] Di antaranya menjadi; Imam, nabi dan rasul, banyak keturunannya yang menjadi Nabi, diberi gelar khalilullah (kekasih Allah).

[3] Orang-orang yang saleh di akhirat mendapatkan derajat yang tinggi.

[4] Sebab Ibrahim dipilih oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala adalah karena sikapnya yang segera tunduk dan patuh tanpa ragu-ragu.

[5] Yakni ketundukan dengan sikap ikhlas, mentauhidkan-Nya, mencintai dan kembali kepada-Nya.

[6] Yakni agama Islam sebagai rahmat dan ihsan-Nya kepada kita. Dari ayat ini kita mengetahui bahwa agama para nabi semuanya adalah Islam. Hal itu, karena Islam bila dimaknakan secara umum adalah beribadah hanya kepada Allah Ta’ala dan menjauhi sesembahan selain Allah sesuai syari’at rasul yang diutus. Oleh karena itulah, agama para nabi adalah Islam. Orang-orang yang mengikuti rasul di zaman rasul tersebut diutus adalah orang Islam (muslim). Orang-orang Yahudi adalah muslim di zaman Nabi Musa ‘alaihis salaam diutus dan orang-orang Nasrani adalah muslim di zaman Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam diutus, adapun setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka orang muslim adalah orang yang mengikuti (memeluk) agama Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan yang tidak mau memeluk agama Beliau adalah orang-orang kafir. Oleh karena itu, agama Nabi Ibrahim dan agama Nabi Ya'qub adalah Islam, bukan agama Yahudi atau Nasrani.

[7] Orang yang hidup di atas sesuatu, biasanya meninggal di atasnya, dan jika meninggal di atasnya, maka ia akan dibangkitkan di atas itu pula. Nabi Ibrahim dan Ya'qub 'alaihimas salam mewasiatkan kepada anak-anaknya agar mereka hidup di atas Islam dan meninggal di atas Islam agar nanti dibangkitkan di atasnya pula.

[8] Ketika orang-orang Yahudi menyangka bahwa mereka di atas agama Ibrahim dan agama Nabi Ya'qub 'alaihimas salam, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingkari mereka dengan firman-Nya di atas.

[9] Saat telah tiba tanda-tanda akan wafatnya.

[10] Dengan maksud menguji mereka dan agar hatinya tenteram.

[11] Pada kata-kata mereka ini terdapat penggabungan antara tauhid dan amal. Tauhid diambil dari kata-kata mereka "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Mahaesa", sedangkan amal, diambil dari kata-kata mereka, "Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". Inilah arti Islam secara istilah, yakni menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk patuh kepada-Nya dengan ta'at serta berlepas diri dari syirk dan pelakunya.

[12] Masing-masing orang akan dibalas sesuai amalnya dan seseorang tidaklah dihukum karena dosa orang lain. Iman dan ketakwaan seseorang juga tidak bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, sibuknya mereka terhadap umat yang telah lalu, pengakuan mereka bahwa mereka di atas agama umat yang lalu tersebut dan ridha dengan ucapan semata dianggap kosong tidak berarti apa-apa, bahkan yang wajib mereka lakukan adalah memperhatikan diri mereka apakah layak untuk selamat atau tidak?.

Related Posts: Tafsir Al Baqarah Ayat 130-134

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive