-->

Tafsir Al Baqarah Ayat 49-57

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 49-57: Membicarakan secara rinci nikmat-nikmat Allah kepada Bani Israil, dimulai dari kisah Nabi Musa ‘alaihis salam dan selamatnya Beliau dari Fir’au, pemaafan dari Allah ‘Azza wa Jalla terhadap penyembahan Bani Israil kepada patung anak sapi, dihidupkan-Nya mereka setelah disambar halilintar serta diberi-Nya nikmat Al Mann & As Salwa

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ   (٤٩) وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (٥٠) وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ (٥١) ثُمَّ عَفَوْنَا عَنْكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٥٢) وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (٥٣) وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (٥٤) وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (٥٥) ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٥٦) وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (٥٧

49. Dan (ingatlah nikmat Kami)[1] ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikut Fir'aun[2]. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu[3]. Pada yang demikian itu terdapat cobaan[4] yang besar dari Tuhanmu[5].

 

50. Dan (ingatlah nikmat Kami), ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir'aun dan) pengikut-pengikut Fir'aun sedangkan kamu menyaksikan[6].

51. Dan (ingatlah), ketika Kami menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam[7], kemudian kamu menjadikan (patung) anak sapi[8] (sebagai sembahan) setelah (kepergian)nya, dan kamu (menjadi) orang yang zalim[9].

52. Kemudian Kami memaafkan kamu setelah itu, agar kamu bersyukur.

53. Dan (ingatlah nikmat Kami), ketika Kami memberikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan Furqan[10], agar kamu memperoleh petunjuk.

54. Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu[11]. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu[12]. Dia pun menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."

55. Dan (ingatlah) ketika kamu berkata, "Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu[13] sebelum kami melihat Allah dengan jelas[14], maka halilintar menyambarmu[15], sedang kamu menyaksikan"[16].

56. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati[17], supaya kamu bersyukur.

57. Dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu "mann" dan "salwa"[18]. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri[19].


[1] Di ayat ini dan setelahnya menyebutkan nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada bani Israil.

[2] Fir'aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir pada masa lalu. Menurut sejarah, Fir'aun pada masa Nabi Musa 'alaihis salam ialah Menepthan (1232-1224 SM) anak Ramses.

[3] Untuk dijadikan pelayan dan pekerja keras.

[4] Di antara ulama ada yang menafsirkan kata "balaa" dengan ihsan atau nikmat, sehingga maksud "wa fii dzaalikum" (pada yang demikian itu) kembalinya bukan kepada siksaan yang ditimpakan Fir'aun, tetapi kepada "penyelamatan Allah kepada mereka dari cengkeraman Fir'aun", yakni diselamatkannya kamu dari cengkeraman Fir'aun adalah nikmat yang besar dari Tuhanmu

[5] Oleh karena itu, diselamatkan-Nya mereka dari cengkeraman Fir'aun merupakan nikmat yang besar, yang mengharuskan disyukuri sepanjang masa oleh mereka dan oleh generasi setelah mereka. Di antara tanda bersyukur adalah dengan mengikuti seruan-Nya; beriman kepada kitab-Nya yaitu Al Qur'an dan beriman kepada Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

[6] Waktu Nabi Musa alaihis salam membawa Bani Israil ke luar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Fir'aun, mereka harus melalui laut merah sebelah Utara. Maka Allah memerintahkan kepada Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. perintah itu dilaksanakan oleh Musa hingga terbelahlah laut itu dan terbentanglah jalan raya di tengah-tengahnya dan Musa melalui jalan itu sampai selamatlah ia dan kaumnya ke seberang. Sedangkan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi di waktu mereka berada di tengah-tengah laut, kembalilah laut itu sebagaimana biasa, lalu tenggelamlah mereka, sedangkan Bani Israil menyaksikan peristiwa tenggelamnya Fir'aun, sehingga hati mereka lega. Ini semua merupakan nikmat Allah kepada mereka yang patut mereka syukuri.

[7] Suatu tenggang waktu yang dijanjikan Allah untuk menerima petunjuk (Taurat), tetapi umat Nabi Musa 'alaihis salam tidak sabar menunggunya, sehingga mereka menyembah patung anak sapi yang dibuat oleh Samiri.

[8] Anak sapi itu dibuat mereka dari emas untuk disembah.

[9] Karena menyembah selain Allah.

[10] Keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah

[11] Membunuh dirimu ada yang mengartikan: orang-orang yang tidak menyembah patung anak sapi itu membunuh orang yang menyembahnya. Ada yang mengartikan: orang yang menyembah patung anak sapi itu saling bunuh-membunuh, dan ada juga yang mengartikan: mereka disuruh membunuh diri mereka masing-masing untuk bertobat.

[12] Daripada kekal di neraka selama-lamanya karena perbuatan syirk.

[13] Mereka tidak percaya bahwa perkataan yang disampaikan Musa dari Allah adalah firman Allah Ta'ala.

[14] Maksudnya: melihat Allah dengan mata kepala.

[15] Yang menjadikan mereka mati atau pingsan disebabkan dosa mereka itu dan lancangnya mereka terhadap Allah Ta'ala, karena permintaan semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakaburan mereka, sebab itu mereka disambar halilintar sebagai hukuman dari Allah.

[16] Kejadian itu disaksikan oleh mereka, di mana masing-masing mereka melihat kepada kawannya yang terkena sambaran itu.

[17] Yang dimaksud dengan mati di sini menurut sebagian mufassirin ialah mati yang sebenarnya akibat sambaran halilintar, sedangkan yang lain menafsirkan dengan pingsan.

[18] Di antara sekian banyak nikmat Allah kepada mereka ialah mereka dinaungi awan di waktu berjalan di bawah panas terik matahari dan padang pasir yang luas, bahkan memperoleh rezeki berupa mann dan salwa. Manna ialah makanan manis dan lengket seperti madu. Salwa ialah burung sebangsa puyuh. Ada juga yang mengartikan bahwa "Mann" adalah setiap rezeki yang baik yang diperoleh tanpa susah payah. Namun sayang, nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada mereka bukan mereka syukuri, bahkan malah mereka kufuri, mereka banyak melakukan dosa sehingga hati mereka mengeras seperti batu.

[19] Ketika mereka melanggar ajaran agama dan mengkufuri nikmat, sebenarnya mereka tidak menzalimi Allah, bahkan mereka menzalimi diri mereka sendiri, karena kezaliman yang mereka lakukan kembalinya kepada mereka juga.

Related Posts: Tafsir Al Baqarah Ayat 49-57

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf
Blog Archive