-->

Tafsir Al An’aam Ayat 74-83

Tafsir Ayat Qur'an -

Ayat 74-79: Cara Nabi Ibrahim 'alaihis salam mengajak kaumnya kepada tauhid, dialog Beliau dengan bapaknya dan kaumnya, serta penegakkannya hujjah terhadap mereka

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٧٤) وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ (٧٥) فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ الآفِلِينَ   (٧٦) فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (٧٧) فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (٧٨) إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ          (٧٩)

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 74-79

74. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim[1] berkata kepada ayahnya, Aazar[2], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan?"[3] Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."[4]

75. Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi[5], dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin.

76. Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang[6] (lalu) dia berkata[7], "Inikah Tuhanku?"[8] Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam[9]."

 

77. Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata[10], "Inikah Tuhanku?"[11] Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku[12], pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat[13]."

78. Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inikah Tuhanku?", ini lebih besar." Tetapi ketika matahari terbenam[14], dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan[15]."

79.[16] Aku hadapkan wajahku[17] kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.

Ayat 80-81: Cara berdialog dengan orang lain, teguhnya orang-orang yang berada di atas kebenaran dan tingginya kalimat mereka, serta tidak menyimpang kepada kebatilan dan tertipu dengan orang-orangnya

وَحَاجَّهُ قَوْمُهُ قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللَّهِ وَقَدْ هَدَانِي وَلا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلا أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا أَفَلا تَتَذَكَّرُونَ (٨٠) وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا فَأَيُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالأمْنِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٨١

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 80-81

80. Dan kaumnya membantahnya[18]. Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu hendak membantah aku tentang Allah[19], padahal Dia telah memberi petunjuk kepadaku?" Aku tidak takut kepada (malapetaka dari) apa yang kamu persekutukan[20] dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu[21]. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?"[22]

81. Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)[23], padahal kamu tidak takut (kepada Allah) karena menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Dia sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu[24]. Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka)[25], jika kamu mengetahui?"[26]

Ayat 82-83: Iman dan tidak melakukan kezaliman merupakan dua syarat untuk mewujudkan kemanan di dunia dan akhirat, dan bahwa syirk kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala adalah kezaliman yang paling besar

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ (٨٢) وَتِلْكَ حُجَّتُنَا آتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ (٨٣

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 82-83

82. [27]Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat rasa aman[28] dan mereka mendapat petunjuk[29].

83. Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki[30]. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui[31].


[1] Ayat ini dan ayat setelahnya menerangkan dakwah Nabi Ibrahim 'alaihis salam kepada tauhid; baik kepada bapaknya maupun kepada kaumnya.

[2] Di antara mufassir ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya. Ada pula yang berpendapat, bahwa Aazar adalah laqab (gelar) bagi bapak Nabi Ibrahim 'alaihis salam, nama aslinya adalah Tarukh.

[3] Pertanyaan ini sekaligus sebagai celaan.

[4] Karena menyembah sesuatu yang tidak berhak disembah dan karena meninggalkan menyembah kepada Tuhan yang sebenarnya, yaitu Tuhan yang mencipta dan memberi rezki kepada alam semesta.

[5] Yang menunjukkan keesaan-Nya.

[6] Ada yang mengatakan bahwa bintang ini adalah bintang Zuhrah (Venus).

[7] Yakni di hadapan penduduk Hiran penyembah bintang atau planet mengajak mereka untuk berpikir.

[8] Pantaskah benda seperti ini disembah?

[9] Maksudnya menunjukkan bahwa benda tersebut adalah sesuatu yang baru, sehingga tidak layak disembah. Namun kata-kata ini tidak membuat kaumnya berubah sikap.

[10] Kepada orang-orang musyrik tersebut.

[11] Pantaskah benda seperti ini disembah?

[12] Yakni tidak meneguhkanku di atas hidayah.

[13] Kata-kata ini merupakan sindiran kepada kaumnya bahwa mereka adalah orang-orang yang sesat, namun kata-kata Beliau tidak bermanfaat apa-apa bagi mereka.

[14] Hujjah yang disampaikan kepada mereka semakin kuat dan kebenaran semakin jelas.

[15] Dengan Allah berupa patung dan benda-benda di luar angkasa.

[16] Nampaknya, sebelum Nabi Ibrahim 'alaihis salam mengucapkan kata-kata ini, kaumnya bertanya kepada Beliau, "Memangnya apa yang kamu sembah?".

[17] Yakni aku arahkan ibadahku.

[18] Serta mengancamnya dengan patung-patung mereka, yang menurut mereka patung-patung tersebut akan menimpakan keburukan kepadanya.

[19] Tentang keesaan-Nya.

[20] Karena patung-patung dan sesembahan lain-Nya tidak mampu berbuat apa-apa.

[21] Sehingga aku tertimpa malapetaka.

[22] Yang membuat kamu beriman.

[23] Sedangkan sesembahan itu tidak dapat memberi manfaat atau menimpakan madharrat (bahaya).

[24] Sedangkan Dia Maha Kuasa; berbeda dengan sesembahan kamu yang begitu lemah.

[25] Yakni saya (Ibrahim) ataukah kamu?

[26] Setelah Allah memperlihatkan kepada Nabi Ibrahim 'alaihis salam tanda-tanda keagungan-Nya dan dengan itu semakin teguhlah imannya kepada Allah (ayat 75), maka Nabi Ibrahim 'alaihis salam mengajak kaumnya kepada tauhid dengan mengikuti alam pikiran mereka untuk kemudian membantah keyakinan dan sikap mereka selama ini.

[27] Di ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyelesaikan perselisihan antara Nabi Ibrahim 'alaihis salam dengan kaumnya.

[28] Dari azab dan kesengsaraan.

[29] Ke jalan yang lurus.

Jika seseorang tidak mencampuradukkan keimanan dengan kezaliman secara mutlak; baik dengan syirk maupun maksiat, maka mereka memperoleh keamanan dan hidayah yang sempurna, namun jika mereka hanya tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kesyirkan, tetapi mereka mengerjakan perbuatan maksiat, maka mereka memiliki asal (dasar) hidayah dan asal keamanan. Ayat ini juga menunjukkan, bahwa barang siapa yang berbuat syirk ditambah lagi dengan kemaksiatan, maka ia tidak memperoleh hidayah maupun keamanan, bahkan yang mereka peroleh adalah kesesatan dan kesengsaraan.

[30] Di dunia dan akhirat, seperti kepada Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Hal itu, karena dengan ilmu Allah meninggikan hamba-hamba-Nya, khususnya orang yang berilmu, beramal dan mengajarkan ilmunya, maka Allah menjadikannya sebagai imam bagi manusia sesuai keadaannya; di mana perbuatannya akan diperhatikan, jejaknya diikuti, diambil cahayanya untuk menyinari, dan dengan ilmunya seseorang berjalan di kegelapan.

[31] Oleh karenanya Dia tidak meletakkan ilmu dan hikmah kecuali pada tempat yang layak, dan Dia mengetahui siapakah yang berhak menerima dan memperolehnya.

Related Posts: Tafsir Al An’aam Ayat 74-83

Label Clouds
Faidah Surat Al Qur'an Juz 1 Juz 10 Juz 11 Juz 12 Juz 13 Juz 14 Juz 15 Juz 16 Juz 17 Juz 18 Juz 19 Juz 2 Juz 20 Juz 21 Juz 22 Juz 23 Juz 24 Juz 25 Juz 26 Juz 27 Juz 28 Juz 29 Juz 3 Juz 30 Juz 4 Juz 5 Juz 6 Juz 7 Juz 8 Juz 9 Keutamaan Surat Al Qur'an Tafsir 'Abasa Tafsir Ad Dukhaan Tafsir Adh Dhuha Tafsir Adz Dzaariyat Tafsir Al 'Aadiyaat Tafsir Al 'Alaq Tafsir Al 'Ashr Tafsir Al A'laa Tafsir Al A'raaf Tafsir Al Ahqaf Tafsir Al Ahzab Tafsir Al An'aam Tafsir Al Anbiya Tafsir Al Anfaal Tafsir Al Ankabut Tafsir Al Balad Tafsir Al Baqarah Tafsir Al Bayyinah Tafsir Al Buruj Tafsir Al Fajr Tafsir Al Falaq Tafsir Al Fath Tafsir Al Fatihah Tafsir Al Fiil Tafsir Al Furqan Tafsir Al Ghaasyiah Tafsir Al Haaqqah Tafsir Al Hadid Tafsir Al Hajj Tafsir Al Hasyr Tafsir Al Hijr Tafsir Al Hujuraat Tafsir Al Humazah Tafsir Al Ikhlas Tafsir Al Infithaar Tafsir Al Infithar Tafsir Al Insan Tafsir Al Insyiqaq Tafsir Al Insyirah Tafsir Al Isra Tafsir Al Jaatsiyah Tafsir Al Jinn Tafsir Al Jumu'ah Tafsir Al Kaafiruun Tafsir Al Kahfi Tafsir Al Kautsar Tafsir Al Lahab Tafsir Al Lail Tafsir Al Ma'aarij Tafsir Al Maa'uun Tafsir Al Maidah Tafsir Al Mu'min Tafsir Al Mu'minun Tafsir Al Muddatstsir Tafsir Al Mujadilah Tafsir Al Mulk Tafsir Al Mumtahanah Tafsir Al Munafiqun Tafsir Al Mursalat Tafsir Al Muthaffifin Tafsir Al Muzzammil Tafsir Al Qaari'ah Tafsir Al Qadar Tafsir Al Qalam Tafsir Al Qamar Tafsir Al Qashash Tafsir Al Qiyamah Tafsir Al Waqiah Tafsir Al Zalzalah Tafsir Ali Imran Tafsir An Naas Tafsir An Naazi'aat Tafsir An Naba' Tafsir An Nahl Tafsir An Najm Tafsir An Naml Tafsir An Nashr Tafsir An Nisa Tafsir An Nur Tafsir Ar Ra'd Tafsir Ar Rahman Tafsir Ar Ruum Tafsir As Sajdah Tafsir Ash Shaaffaat Tafsir Ash Shaff Tafsir Asy Syams Tafsir Asy Syu'araa Tafsir Asy Syuura Tafsir At Taghaabun Tafsir At Tahrim Tafsir At Takaatsur Tafsir At Takwir Tafsir At Taubah Tafsir At Tiin Tafsir Ath Thalaq Tafsir Ath Thuur Tafsir Az Zukhruf Tafsir Az Zumar Tafsir Fathir Tafsir Fushshilat Tafsir Hud Tafsir Ibrahim Tafsir Juz Amma Tafsir Luqman Tafsir Maryam Tafsir Muhammad Tafsir Nuh Tafsir Qaaf Tafsir Quraisy Tafsir Saba' Tafsir Shaad Tafsir Thaha Tafsir Yasin Tafsir Yunus Tafsir Yusuf